Potensi ekonomi pondok pesantren
Potensi ekonomi pondok pesantren
aris kurniawan
aris kurniawan
Akhir akhir ini banyak badan usaha yang dikelola oleh sebuah pondok pesantren. Dan badan usaha itu sekarang tidak hanya melayani kebutuhan santri saja, tetapi lebih luas lagi yaitu melayani kebutuhan umum dan lingkupnya pun semakin luas. Kondisi ini merupakan suatu kemajauan yang dicapai oleh pondok pesantren dimana pesantren tidak hanya mengurusi masalah akhirat saja.
Pondok pesantren tang mempunyai ribuan santri tentunya memiliki perputaran uang yang banyak di lingkungan pondoknya saja, karena uang kiriman dari berbagai wilayah masuk dan berputar disitu. Apalagi jika terdapat badan usaha seperti industri kecil ataupun mini market tentunya omzetnya tinggal mengalikan dengan jumlah santrinya saja, karena di lingkungan pondok para santri dilarang membeli diluar area pondok. Selain karena alasan keamanan alasan finansialpun juga tidak ketinggalan. Untuk itu setiap pondok pesantren pasti mengatur system ekonominya dengan system tertutup dan cenderung monopoli.
Memang system monopoli sebenarnya dilarang dalam islam, tetapi jika system seperti ini tidak diterapkan maka pondok itu aan menjadi pasar. Tetapi perlu digaris bawahi bahwa kebijakan monopoli seharusnya tidak membuat harga komoditi menjadi lebih tinggi dari harga pasaran, sehingga tidak terkesan bahwa pondok menjadikan santrinya sebagai ajang bisnis. Karena diakui atau tidak santri merupakan pasar yang sangat mudah dikendalikan, tidak seperti di dunia luar.
Seharusnya system perekonomian di pondok mendukung santrinya untuk hemat dan mempunyai kecerdasan financial, yang nantinya berguna bagi kehidupannya setelah lulus dari pondok. Para santri seharusnya diajarkan bagaimana menghasilkan uang, bukan hanya diberikan sugesti tentang cara menghabiskan uang sakunya. Karena dari perilaku yang saya amati kebanyakan santri mempunyai sifat konsumtif yang tinggi, mungkin karena memang ada anggapan bahwa sudah sewajarnya anak anak setingkat SMP atau SMA menghabiskan beberapa ribu setiap hari untuk jajan. Tetapi apakah wajar jika harga yang diterapkan lebih mahal 10 sampai 30 persen dari harga pasaran. Bukankah kesederhanaan merupakan asas pondok pesantren itu
Seharusnya ada upaya dari pondok pesantren untuk menekan biaya konsumsi santrinya. Saya rasa wajar jika sebuah pesantren mempunyai fasilitas air minum yang didistribusikan melalui pipa dan dapat diakses di banyak tempat, bukan hanya air satu gallon atau beberapa teko di dapur. Karena kita lihat di tempat wisata di masjid Ampel Surabaya atau di Makam KH. Kholil bangkalan terdapat air minum gratis yang melimpah. Karena mungkin tidak banyak yang tahu bahwa air dari kran masjid biasa dikonsumsi langsung oleh santri.
Pondok pesantren dengan potensi SDM yang melimpah seharusnya bisa menjadikan badan usaha yang mampu bersaing di masyarakat umum, dengan memproduksi barang yang berkualitas dengan harga jual yang terjangkau. Karena bukankah pengabdian kepada masyarakat adalah prinsip yang dipegang teguh oleh pesantren. Kita bsa melihat Pondok Sidogiri yang mempunyai perusahaan air minum yang besar dan mempunyai Mini market yang tersebar di berbagai wilayah bahkan di Madura sendiri.
dari sekian pondok pesantren yang bertaraf nasional di madura apakah tidak ada yang mampu menciptakan sebuah industri yang bisa menyerap tenaga kerja dari masyarakat dan bisa menghasilkan produk yang murah dan berkualitas. Apakah membantu umat islam dari segi ekonomi itu tidak masuk dalam agenda pondok pesantren. Wallahu A’lam
Pondok pesantren tang mempunyai ribuan santri tentunya memiliki perputaran uang yang banyak di lingkungan pondoknya saja, karena uang kiriman dari berbagai wilayah masuk dan berputar disitu. Apalagi jika terdapat badan usaha seperti industri kecil ataupun mini market tentunya omzetnya tinggal mengalikan dengan jumlah santrinya saja, karena di lingkungan pondok para santri dilarang membeli diluar area pondok. Selain karena alasan keamanan alasan finansialpun juga tidak ketinggalan. Untuk itu setiap pondok pesantren pasti mengatur system ekonominya dengan system tertutup dan cenderung monopoli.
Memang system monopoli sebenarnya dilarang dalam islam, tetapi jika system seperti ini tidak diterapkan maka pondok itu aan menjadi pasar. Tetapi perlu digaris bawahi bahwa kebijakan monopoli seharusnya tidak membuat harga komoditi menjadi lebih tinggi dari harga pasaran, sehingga tidak terkesan bahwa pondok menjadikan santrinya sebagai ajang bisnis. Karena diakui atau tidak santri merupakan pasar yang sangat mudah dikendalikan, tidak seperti di dunia luar.
Seharusnya system perekonomian di pondok mendukung santrinya untuk hemat dan mempunyai kecerdasan financial, yang nantinya berguna bagi kehidupannya setelah lulus dari pondok. Para santri seharusnya diajarkan bagaimana menghasilkan uang, bukan hanya diberikan sugesti tentang cara menghabiskan uang sakunya. Karena dari perilaku yang saya amati kebanyakan santri mempunyai sifat konsumtif yang tinggi, mungkin karena memang ada anggapan bahwa sudah sewajarnya anak anak setingkat SMP atau SMA menghabiskan beberapa ribu setiap hari untuk jajan. Tetapi apakah wajar jika harga yang diterapkan lebih mahal 10 sampai 30 persen dari harga pasaran. Bukankah kesederhanaan merupakan asas pondok pesantren itu
Seharusnya ada upaya dari pondok pesantren untuk menekan biaya konsumsi santrinya. Saya rasa wajar jika sebuah pesantren mempunyai fasilitas air minum yang didistribusikan melalui pipa dan dapat diakses di banyak tempat, bukan hanya air satu gallon atau beberapa teko di dapur. Karena kita lihat di tempat wisata di masjid Ampel Surabaya atau di Makam KH. Kholil bangkalan terdapat air minum gratis yang melimpah. Karena mungkin tidak banyak yang tahu bahwa air dari kran masjid biasa dikonsumsi langsung oleh santri.
Pondok pesantren dengan potensi SDM yang melimpah seharusnya bisa menjadikan badan usaha yang mampu bersaing di masyarakat umum, dengan memproduksi barang yang berkualitas dengan harga jual yang terjangkau. Karena bukankah pengabdian kepada masyarakat adalah prinsip yang dipegang teguh oleh pesantren. Kita bsa melihat Pondok Sidogiri yang mempunyai perusahaan air minum yang besar dan mempunyai Mini market yang tersebar di berbagai wilayah bahkan di Madura sendiri.
dari sekian pondok pesantren yang bertaraf nasional di madura apakah tidak ada yang mampu menciptakan sebuah industri yang bisa menyerap tenaga kerja dari masyarakat dan bisa menghasilkan produk yang murah dan berkualitas. Apakah membantu umat islam dari segi ekonomi itu tidak masuk dalam agenda pondok pesantren. Wallahu A’lam
0 comments:
Post a Comment
silakan komen bozz asal sopan ,,, :-)