connect:

Latest Post

Saturday, October 2, 2010

sehat alami dan islami 2 (analisa penyakit versi bengkel hati ust. danu)


Saya pernah ikut tianshi, dan disitu menurut ramalan baby boomers bahwa sector yang akan berkembang ditahun tahun mendatang adalah sector kesehatan, setelah sebelumnya adalah sector teknologi. Hal ini berdasarkan perhitungan bahwa semakin hari semakin sulit untuk mendapatkan kesehatan. Sehingga yang paling berpeluang menurut mereka adalah berada di sector kesehatan, entah itu menjadi dokter perawat atau penjual obat ataupun makanan kesehatan.
Memang kesehatan itu mahal harganya sebagaimana pepatah mencegah lebih baik dari mengobati. Tetapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan kesehatan itu, apakah hanya sehat secara fisik saja. Saya melihat di lintas berita.com bahwa menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Pengertian sehat tersebut sejalan dengan pengertian sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1975 sebagai berikut: Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Batasan kesehatan tersebut di atas sekarang telah diperbaharui bila batasan kesehatan yang terdahulu itu hanya mencakup tiga dimensi atau aspek, yakni: fisik, mental, dan sosial, maka dalam Undang-Undang N0. 23 Tahun 1992, kesehatan mencakup 4 aspek, yakni: fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi.
Aspek kesehatan yang lebih luas itu tentu membuka kajian yang lebih dalam lagi tentang kesehatan. Hal ini dibarengi dengan semakin majunya dunia medis yang bias dilihat dari banyaknya obat obatan, transplantasi organ, dan metode pngobatan yang lain. Selain itu penelitian di bidang kesehatan tidak hanya dilihat dari sudut pandang medis saja tetapi juga sudut pandang agama islam. Sebagaiman yang dilakukan oleh Ust. Danu yang menghubungkan kesehatan manusia dengan akhlak.
Memang dalam peradaban islam kita telah melihat betapa majunya dunia kesehatan. Kita bias melihat karya ibnu sina yang menjadi rujukan utama di eropa hingga abad ke 20. Dan juga kita bias melihat bahwa nabi Muhammad tidak pernah sakit sepanjang hayatnya. Memang nabi tidak pernah mengkonsumsi makanan yang gizinya memenuhi kebutuhan harian tubuh. Padahal menurut ilmu kedokteran ada kadar gizi tertentu yang harus dicukupi setiap harinya. Di artikel yang saya tulis sebelumnya, nabi Muhammad melakukan diet khusus untuk memilih makanan yang akan dikonsumsi. Tetapi jika dihubungkan dengan konsep kesehatan dari ust. Danu maka akhlak nabi yang mulialah yang menjadikan beliau mendapatkan kesehatan, bukan hanya akhlak kepada manusia lain saja, tetapi juga akhlak kepada allah makhluknya dan kepada diri sendiri. Ada beberapa penyakit yang menurut penelitian ustad danu bias disembuhkan dengan memperbaiki akhlak kita. Saya mendapat informasi berikut dari alamathur.com semoga bermanfaat.
Seorang ustad (dia gak mau dipanggil “ustad”), atau mas Danu ini seorang insinyur yang melakukan penelitian berbagai penyakit plus solusinya. Sebagai “host” dari tayangan Bengkel Hati di televise Indonesia yaitu di TPI, mas Danu ini jadi terkenal seluruh dunia. Pasien yg hadir pada acara ini bukan hanya dari seluruh pelosok di tanah air namun dari Turki, Malaysia dan negara2 lain. Beliau dpt ditemui langsung di studio/masjid-nya TPI di Jakarta setiap hari Minggu pukul 5:00am (waktu Indonesia) atau juga dengan telpon di : +62.21.87798000 / 87797000 Gratis lho!!!
Di bawah ini adalah sebagian penyakit2 & solusinya yang sempat dicatat. Hampir semua penyakit dapat disembuhkan. Antara Lain:
1. Hernia pada bayi/anak kecil.
Dibawah perut ada lubang kecil, salah satunya ada yg sobek. Ini terjadi biasanya krn ortu (salah satu dr suami/isteri) punya keinginan yg kuat/keras kepala/kaku. Hernia ini mudah sembuh sebab elastis.
Solusinya:
– bayi ditidurkan pd posisi terlentang.
- minta kesembuhan & ampunan pada Allah
- memperbanyak sholat tahajud (dg tdk meninggalkan sholat wajib)
2. Tidak bisa jalan krn lutut kiri bengkak & tangan kanan bagian atas sakit
Untuk lutut kiri, biasanya berhubungan dg pekerja dirumah yg ingin dilakukan, tapi takut menyatakan dg terus terang. Untuk tangan kanan yg sakit, biasanya jika menyuruh orang (baik itu pd keluarga sendiri/orang lain) untuk melakukan suatu pekerjaan sering dengan emosi/marah.
Solusinya:
- mohon ampunan banyak2 pd Allah
- berjanji merubah tabiat/prilaku
- tidak meninggalkan sholat wajib, + sholat tahajut.
3. Gatal-gatal.
Lymphanya tidak bagus. Biasanya problem ini akan muncul krn keinginan yg sangat kuat khususnya dalam situasi rumah tangga/keluarga.
Solusinya: banyak2 istigfar, dan mengubah sikap. tidak meninggalkan sholat wajib
4.Gondok.
Biasanya ini keinginan bicara yg “ingin menang sendiri”, tapi karena takut bicara, maka kelenjar
thyroid membengkak.
Solusinya:
– banyak2 mohon ampun/istigfar pada Allah
- sholat wajib tdk boleh ditinggalkan, ditambah sholat tahajud.- mohon kesembuhan dari Allah
5. Kanker Rahim (stadium 3)
(jika bermasalah dg hal yg berhubungan dg “rahim/ indung telur” biasanya ini menyangkut masalah terhadap orangtua, khususnya dengan IBU). Untuk kanker rahim ini, biasanya muncul karena keseringan emosi/suka marah2/jengkel khususnya pada keluarga (anak2/ suami/isteri/ibu kandung), namun disimpan saja.
Solusinya:
- minta maaf pada orang2 yg disakiti
- belajar untuk tdk marah2
- bertobat pada Allah & mohon kesembuhannya
- sholat wajib & tahajud.
6. Kelainan jantung.
Klep-nya bocor/terbuka. Biasanya ini dikarenakan sering menyimpan “emosi” yg kuat.
Solusinya: seperti pada no.4
7. Sakit Kuning.
Ini empedunya bermasalah. Biasanya karena terlalu banyak ngomong sehingga cenderung menyakiti orang lain.
Solusinya: seperti pada no.4
8. Sakit lever.
Biasanya punya dendam yg masih tersimpan.
Solusinya:
- hilangkan dendam terlebih dahulu.
- memaafkan orang yg dianggap bersalah.
- solusi pada no.4.
9.Pengapuran di tulang belakang & kaki kiri bawah lutut & pinggang sakit.
Biasanya sering marah2/jengkel yg disimpan dan sering berobat ke dukun/paranormal.
Solusinya:
- harus merubah sikap
- kalau marah2 harus segera istigfar, dan sebaliknya memaafkan orang2 yg menjengkelkan/
membuatnya marah.
- solusi no.4
10.Sakit Ginjal (sudah 10 tahun)
Biasanya ini sering marah2 pada isteri/suami/keluarga
Solusinya: solusi no.4
11. Keluar darah dari hidung.
(Baik ini dikarenakan oleh polip maupun tumor). Biasanya ini berhubungan dengan “emosi” yg
berkenaan dengan lingkungan (penciuman), misalnya krn tdk menyukai sesuatu, maka emosi.
Solusinya: solusi no.4
12. Pusing/Migraine yang hebat.
Biasanya punya pikiran banyak dan sering su’udzon (negative thinking).
Solusinya: solusi no.4
13. Komplikasi.
(asam lambung tinggi, hati gelisah susah tidur sehingga hrs menggunakan obat tidur)
Biasanya karena banyak masalah, misalnya memikirkan anak2, kangen dg anak yg jauh, dsb.
Solusinya:
- banyak2 bersyukur pada Allah
- minta maaf pada semuanya (keluarga & orang lain yg disakiti)
- solusi no.4
14. Herpes (di pinggang setengah lingkar sebelah kiri) & ginjal sebelah kiri ada kista.
Secara kedokteran memang penyebab Herpes adalah virus. Namun ini berhubungan dengan
permasalahan dalam keluarga. Dalam “cara melihat” permasalahan dlm keluarga, disikapi dg
kejengkelan/kekecewaan/amarah yang dipendam, dan terus menerus.
Solusinya:
- belajar memahami masalah, dimusyawarahkan.
- solusi no.4
15. Bau Mulut.
Penyebabnya, jarang bicara. Jadi bakteri dlm mulut terus bekerja, sedang O2 tdk leluasa bekerja dg baik. Biasanya mempunyai sifat yg bicaranya tidak enak/suka bikin tersinggung /menyakiti /asbun.
Solusinya: banyak2 istigfar & solusi no.4
16. Bau Badan.
Biasanya orang ini gampang tersinggung, kalau dinasihati langsung “nyerang”, dan malas!
Solusinya:
- jangan malas untuk mandi/membersihkan diri.
- solusi no.4
17. Benjolan di Leher (sebesar telur puyuh, dan sudah 6tahun);
Mata Rabun; Ada benjolan di kemaluan. Biasanya jarang bicara, tapi sekali bicara pedas. Ketika dulu, kalau ada kata/perlakuan yg tidak baik, disimpan saja, sehingga kelenjar thyroid membesar yg akhirnya menjadi benjolan besar.
Solusinya:
- segala sesuatu hrs disikapi dengan sabar.
- sifat yg takut bicara harus dirubah, ajak musyawarah.
- jangan merasa paling benar
- hrs lemah lembut
- solusi no.4
18. Rahim bermasalah.
Hal ini dikarenakan bermasalah dengan Ibu sang pasien. Entah dulu sering membangkang atau membentak-bentak. Untuk mengobatinya, harus meminta maaf kepada Ibu dan bertobat kepada Allah.
19. Kanker Payudara.
Hal ini disebabkan oleh Wanita tersebut memiliki masalah terhadap sang suami atau terhadap anaknya. Misal, tidak mengurus suami dengan baik. Untuk mengobatinya, meminta maaf kepada sang suami atau anak dan bertobat kepada Allah.
20. Asma.
Penyakit asma biasanya disebabkan amarah yang dipendam. Yang harus dilakukan adalah tidak memendamnya, tetapi juga tidak mengumbar amarah. Yang harus dilakukan adalah menyelesaikannya. Kakak saya menderita asma dan telah mencoba solusi yang diberikan. Hasilnya, asma yang telah berpuluh-puluh tahun akhirnya sembuh.
21. Kanker pada kaum pria.
Hal ini dikarenakan Pria tersebut sering memarah-marahi sang Istri. Yang harus dilakukan agar sembuh adalah meminta maaf kepada sang istri dan bertobat kepada Allah.
22. Empedu.
Penyakit ini dikarenakan seringnya membicarakan orang lain, menggosipkan atau
membuat fitnah. Pasien-pasien yang menderita penyakit ini mengakui bahwa dia sering melakukan halhal tersebut. Untuk mengobatinya, meminta maaf kepada orang yang digosipkan atau difitnah dan bertobat kepada Allah.
23. Mata Minus.
Hal ini disebabkan karena meremehkan orang lain sehingga Allah mengaburkan pandangannya.
24. Jantung Koroner.
Hal ini disebabkan orang tersebut suka marah-marah dan kaku. Solusinya tentu saja harus lebih santai dan kurangi amarah dalam menghadapi segala sesuatu.
25. Stroke.
Hal ini disebabkan orang tersebut suka marah namun dipendam. Solusinya sama dengan poin no,1 diatas.
26. Anak menderita sakit.
Jika anak tersebut belum akil baligh, maka disebabkan oleh dosa orang tuanya. Misal, jika sang suami sering ngomong bodoh kepada sang istri, maka anak yang dilahirkan tidak normal, seperti pendengaran terganggu, atau terlambat ngomong.
27. Belum dikaruniai anak.
Hal ini disebabkan sang suami kurang atau tidak membantu pekerjaan sang istri.
Pada hari itu, ustad danu menyampaikan, hal terpenting agar tetap sehat yaitu tidak marah dan Intisari yang saya dapat untuk hidup sehat: selalu berbuat baik dan jangan berprasangka negatif. Akhlak baik = sehat.
Selain itu,informasi terpenting yang saya dapat adalah ternyata ustad danu membuka klinik. Jadi yang sakitnya kelas berat lebih baik datang ke klinik tersebut. Kemudian jangka panjangnya, ustad Danu akan membuka rumah sakit yang bernama Akhlak Mulia. (alamathur.com dan berbagai sumber).

Thursday, September 30, 2010

makalah orientalisme


Kontribusi Orientalisme Terhadap Perkembangan Pemikiran Islam
Oleh: Aris Kurniawan
(Mahasiswa Fakultas Dakwah Semester V Asal Pekalongan Jawa Tengah)

I. Pendahuluan
Ketika mendengar kata orientalis atau orientalisme mungkin yang pertama kali terlintas di benak kita adalah usaha-usaha dari orang orang barat non islam yang mencoba untuk merusak dan memutarbalikkan ajaran ajaran islam, bahkan yang bersifat fundamental. Hal ini tentu bukan hal yang asing mengingat banyaknya kaum orientalis yang menerbitkan karya yang kontroversial bagi orang islam, bahkan sebagian dianggap telah melecehkan umat islam, entah karena pendapat mereka terhadap agama islam, atau karena pandangan mereka terhadap tokoh tokoh islam.
Perkembangan orientalisme di dunia barat tergolong cukup pesat, mengingat banyaknya ilmuan yang rela mengabdikan dirinya untuk mempelajari peradaban timur. Hal ini bias saja direspon secara positif ataupun negative oleh umat islam sendiri. Respon negatif dari umat islam bisa muncul karena kajian yang dilakukan oleh para orientalis dinilai telah menghasilkan teori yang bertentangan dengan keyakinan umat islam terhadap peradaban islam, bahkan terhadap ajaran islam. Bukan hanya itu saja umat islam juga menganggap hal yang dilakukan para orientalis tersebut mempunyai motifasi motifasi tertentu untuk merusak ajaran agama islam. Sedangkan respon positif muncul karena ada sebagian orientalis yang mempelajari ajaran islam kemudian memeluk islam, karena menemukan kebenaran dalam agama islam. Dan juga para orientalis dinilai menghasilkan karya dengan pandangan yang objektif terhadap peradaban islam dan juga ajaran islam, karena orientasi mereka hanya semata-mata untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
Memang para orientalis telah mempelajari agama islam dari sudut pandang mereka, meskipun beberapa kajian para orientalis dianggap objektif, tetapi subjektifitas seseorang tidak bias lepas begitu saja dari pendapat yang ia keluarkan, karena subjektifitas merupakan landasan berpikir dari seseorang. Meskipun begitu karya orientalis itu mempunyai kontribusi yang besar bagi perkembangan pemikiran umat islam. Karena jika muncul pendapat yang dinilai negative dari para orientalis, tentu umat islam tidak akan tinggal diam dan akan membuktikan kepada mereka bahwa teori mereka telah salah.
II. Pembahasan
Setiap hal yang dilakukan seseorang tentu mempunyai manfaat yang dapat kita ambil sebagai pelajaran, entah yang mereka lakukan itu kita anggap sebagai hal yang salah ataupun hal yang benar. Karena menurut saya segala sesuatu yang ada didunia ini saling berhubungan, berkaitan dan saling berpengaruh. Satu hal kecil yang dilakukan seseorang akan menimbulkan efek kepada orang lain.
Hal ini juga yang terjadi ketika para orientalis mulai mempelajari ajaran islam dan kemudian menghasilkan berbagai karya dari penelitian mereka. Bagi saya bukanlah hal yang aneh ketika orang orang barat berbondong-bondong untuk mempelajari peradaban islam, karena sebelum mereka mengenal ilmu pengetahuan, umat islam sudah mencapai masa keemasan dari peradaban mereka, dan hingga kini para orientalis masih melakukan kajian terhadap peradaban islam.
Sebelum melangkah lebih jauh perlu kita pahami apa yang dimaksud dengan orientalis ataupun orientalisme dan mengapa mereka begitu kontroversial di kalangan umat islam.
1. Pengertian
Orientalisme itu sendiri sebenarnya istilah atau sebutan bagi orang-orang Kristen Eropa (orang Barat) yang mengkaji bahasa, kebudayaan dan segala sesuatu yang berkenaan dengan bangsa-bangsa timur. Orangnya lalu disebut sebagai orientalis.
Namun dalam prakteknya, ternyata studi orang Kristen Barat itu malah lebih mengkhususkan pada ajaran Islam. Terutama soal bahasa Arab dan Al-Qur’an yang merupakan sumber hukum umat Islam. Karenanya kemudian, seperti kata Umar Farrukh dalam Al-Islam wa-’l-Mustasyiriquun, bila dibilang orientalis maka berarti orang Barat non-Muslim yang mengkaji dan ahli dalam bidang ilmu Islam. Orientalis itu memang bukan orang Islam, tapi jago dalam berbahasa Arab atau ilmu-ilmu Islam.
Menurut DR. Muthabaqani, pakar orientalisme dari Fakultas Dakwah Universitas Imam Muhammad Ibnu Sa’ud Madinah, orientalisme didefinisikan sebagai “segala sesuatu yang bersumber dari orang-orang Barat, yaitu dari orang-orang Eropa (baik Eropa Barat maupun Timur, termasuk Soviet) dan orang-orang Amerika, berupa studi-studi akademis yang membahas masalah-masalah Islam dan kaum muslimin, di bidang aqidah, syariah, sosial, politik, pemikiran, dan seni.” (Muthabaqani, Al-Istisyraq, hal. 4).
Menurut Edward Said ada tiga definisi yang komprehensif dan saling terkait mengenai orientalisme.
Pertama, yang lebih bersifat akademis, orientalisme adalah sebuah tradisi akademis. Definisi ini mengacu kepada lembaga-lembaga dan sarjana yang mempelajari Timur dan menghasilkan serangkaian tesis, bahkan doktrin dan dogma mengenainya.
Kedua, definisi yang lebih umum, orientalisme adalah corak pemikiran (style of thought) yang didasarkan kepada distingsi epistemologis yang dibuat antara Timur dan Barat. Dalam corak pemikiran ini, Timur dipandang sebagai ‘yang lain’ (the other), yang karenanya kemudian Barat bisa ‘diadakan’. Begitulah, sejumlah besar penulis (penyair, novelis, filosof, teoretikus politik, ekonom, dan sebagainya) menerima distingsi pokok anara Timur dan Barat sebagai titik tolak untuk menyusun berbagai teori, epic, novel, deskripsi sosial, dan paparan politik mengenai Timur.
Dan ketiga, definisi yang lebih bercorak historis dan materialis, orientalisme adalah jenis pengetahuan Barat yang bertujuan mendominasi, merestrukturisasi, dan mendatangakan kekuasaan atas Timur. Definisi ini dirumuskan Edward Said berdasarkan gagasan Michael Foucault mengenai wacana (discourse).

2. Sejarah Singkat
Menurut para pengamat menentukan secara pasti awal kemunculan orientalisme sangatlah sulit. Tetapi sebagian sejarawan cenderung bahwa orientalisme bermula dari zaman daulah islamiah di Andalusia. Sebagian lain mengatakan bahwa organisasi ini bermula ketika terjadi Perang Salib. Khusus tentang Orientalisme Ketuhanan keberadaannya sudah tampak secara resmi sejak dikeluarkannya keputusan Konsili Gereja Viena tahun 1312 M dgn memasukkan materi bahasa Arab ke berbagai Universitas di Eropa. Orientalisme muncul di Eropa pada penghujung abad 18 M. Pertama kali muncul di Inggris tahun 1779 M; di Prancis tahun 1799. Dan setelah itu semakin berkembang hingga sanggup mengadakan muktamar tahunan Hingga sekarang tidak kurang dari 30 kali muktamar tingkat internasional telah diselenggarakan belum lagi berupa diskusi seminar dan pertemuan-pertemuan yg bersifat regional seperti muktamar orientalis Jerman yg diselenggarakan di kota Dresden Jerman Barat tahun 1849 M. Sampai sekarang muktamar seperti itu masih tetap berlangsung. Dalam kegiatan itu hadir ratusan ilmuwan orientalis. Dalam muktamar Oxford misalnya telah hadir tidak kurang dari 900 ilmuwan dari 25 negara 80 universitas dan 69 lembaga ilmiah.
3. Kontribusi Terhadap Perkembangan Pemikiran Islam
Memang tidak semua karya orientalis membuat pandangan yang miring terhadap agama islam atau menyatakan bahwa sesuatu yang selama ini diyakini oleh orang islam akan kebenarannya kemudian disalahkan oleh penelitian yang kaum orientalis lakukan. Prof. Hamka menyebutkan, bahwa ada tiga tujuan orientalisme di dunia Islam, yaitu (1) Untuk penyebaran agama Kristen ke negeri-negeri Islam, (2) Untuk kepentingan penjajahan, (3) Untuk kepentingan ilmu pengetahuan semata.
Sebuah kajian yang sangat kritis dan serius tentang kajian orientalisme dalam studi Islam baru-baru ini dibahas dalam Jurnal ISLAMIA Vol II/3. Dalam tulisannya, Hamid Fahmy Zarkasyi menunjukkan, bahwa betapa pun halusnya, ada saja kekeliruan orientalis dalam melakukan studi terhadap Islam. Montgomery Watt, misalnya, yang selama ini dianggap orientais moderat, ketika menulis tentang Al-Quran dan hadits, ia juga meragukan otentisitas ajaran Islam. Ia mencoba membuktikan, bahwa bagian Al-Quran dan hadits adalah dibuat-buat dan tidak konsisten, dan karena itu tidak dapat dijadikan sebagai sumber pandangan hidup Islam. Ia bahkan mencurigai adanya ayat-ayat setan dalam Al-Quran. (Muhammad at Mecca, 1960, 103).
Dengan kata lain karya dari Montgomery tersebut telah menggugah umat islam untuk meneliti lebih jauh tentang peradaban islam sendiri dan memilah milah mana yang fakta dan mana yang opini. Dan berusaha untuk melawan teori yang dikemukakan oleh para orientalis dengan argument yang dapat mereka terima bukan dengan alquran atau hadis. Dan juga tidak hanya mengkritisi karya karya orientalis dari sudut pandang orang islam sendiri, atau hanya menyatakan bahwa apa yang mereka kemukakan itu salah tetapi juga mampu membuktikannya. Hal ini bias kita lihat dari banyaknya orang islam yang menjadi kristolog untuk kemudian mengemukakan argument berdasarkan agama mereka. Hal ini kelihatannya bukan lagi menjadi masalah ilmu pengetahuan saja tetapi juga masalah persaingan agama.
Tetapi banyak juga teori dari para orientalis yang dianggap cukup obyektif salah satunya adalah yang diambil oleh Qosim Nursheha Dzulhadi yang menyatakan bahwa tasawuf murni berasal dari agama islam dengan argument yang dikemukakan oleh, Nicholson. Ia berkata; ''Kita tidak melihat dari perkataan para Sufi yang zuhud, seperti Ibrahim bin Adham (w. 161 H), Daud al-Thâ'iy (w. 165 H), Fudhail bin 'Iyâdh (w. 187 H), Syaqîq al-Balkhiy (w. 194 H), yang menunjukkan bahwa mereka terpengaruh oleh Kristianitas atau dengan sumber-sumber asing yang lainnya, kecuali hanya sedikit sekali. Dengan kata lain, tampak jelas bagi kita bahwa jenis ini
(Sufisme Islam) adalah –setidaknya ada kemungkinan—lahir dari gerakan Islam
itu sendiri. Ia merupakan produk yang lazim dari pemikiran Islam yang
berasal dari Allah.''
Dalam bidang sufisme islam para orientalis mempunyai kontribusi yang sangat besar. Menurut Dr. Adil Al-Alusiy, Nicholson telah menulis sebuah studi yang cukup berharga tentang pengaruh pengaruh asing dalam sufisme islam dan juga diskusinya mengenai masalah masalah penting sufisme ketika menganalisa konsep wahdatul wujud menurut al-hallaj, ibnu Faridh dan juga Ibnu Arabi.
Selain itu para orientalis juga banyak melakukan verifikasi tentang literature sufisme seperti verifikasi L. Masignon atas Rasa’il Al-Hallaj yang ditulis oleh Abu Mughits Husain bin Mansyur. Kemudian J Von Hammer yang menerjemahkan buku Al-Taiyah al-Kubra karya Ibnu Faridh ke dalam syair.
Hal tersebut seharusnya menggugah umat islam untuk bias berbuat lebih baik dan lebih kritis daripada yang dilakukan oleh para orientalis. Dan juga umat islam tidak boleh lengah apalagi merasa terbantu. Karena itu umat islam harus mengkritisi kontribusi mereka. Karena sebagaimana kajian Dr. Luthil (Dekan Islamic Studies. Universitas Mc. Gill, Canada), beliau menyatakan bahwa tidak semua kaum sufi itu masuk dalam bingkai islam, bahkan diantara mereka ada yang amat berlebih lebihan yang digolongkan kafir (dikafirkan) oleh sebagian umat islam.
Kemudian dalam bidang hokum islam para orientalis juga banyak melakukan kajian bahkan sejak zaman Ignaz Goldziher (1855-1921), David Santillana (1855-1931), dan Christian Snouck Hurgronje (1857-1936) hingga masa keemasan Joseph Schacht (1902-1969), yang ternama karena studi-studi hukum Islamnya, hukum Islam telah banyak dikaji di Barat.
Kemudian bagaimana dengan umat islam itu sendiri seharusnya mereka lebih banyak dan lebih lama melakukan kajian terhadap hokum islam dan menghasilkan hokum yang lebih sesuai dengan ajaran islam daripada kajian yang dilakukan oleh para orientalis.
Memang pernah ada anggapan bahwa pintu ijtihad telah tertutup dan umat islam hanya cukup dengan apa yang telah ada pada zaman rosul dan sahabat. Padahal jika ditelusuri, maka pendapat umum bahwa pintu ijtihad telah tertutup sesungguhnya tidak lepas dari kontribusi ilmiah para orientalis generasi pertama seperti Ignaz Goldziher dan Snouck Hurgronje. Tetapi Joseph Schacht-lah kemudian yang banyak sekali menyebut dan mempopulerkan pandangan ini dalam karya monograph-nya seperti ¬The Origin of Muhammadan Jurisprudence dan The Introduction to Islamic Law, maupun karya-karya essay lainnya.
Karena banyaknya karya para orientalis kemudian muncul perlawanan dari umat islam sendiri. Perjuangan melawan para orientalis itu timbul pada suatu perspektif baru oleh Edward Said dalam bukunya tentang Orientalism. Dia terutama tertarik kepada "orientalisme modern" yang mulai ke arah akhir abad ke delapan belas.
III. Kesimpulan
Ada banyak efek yang ditimbulkan dari kajian yang dilakukan para orientalis. Entah itu negative ataupun positif. Tetapi menurut saya para orientalis itu telah menimbulkan semangat dari umat islam untuk lebih mencintai agamanya dan juga menyaring informasi yang masuk dengan lebih teliti. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ulil Abshar Abdalla “Kawan, surat Anda tentang peran orientalis dalam pengkajian Islam sangat baik. Poin yang perlu ditambahkan kepada ulasan Anda adalah: jika umat Islam merasa keberatan dengan studi-studi orang barat atas “dunia timur”, maka ada baiknya orang Islam melakukan “orientalisme terbalik”, yakni timur melakukan kajian atas barat. Dengan demikian akan terjadi proses belajar yang saling memperkaya antara wetan dan kulon.
Kemudian kita perlu bertanya mengapa para orientalis itu mempelajari agama dan peradaban islam dengan sungguh sungguh. Bias jadi ada banyak motifasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Hamka. Wilfred Cantwell Smith telah menulis: Pengamatan saya pada studi Ketimuran dan sedikit tentang Afrika lebih dari dua puluh tahun, bahwa kekurangan dan cacat mendasar peradaban Barat dalam peranannya di dunia sejarah adalah arogansi (kesombongan), dan sikap ini juga telah mempengaruhi sikap Gereja Kristen. Mungkin hal ini juga menjadi latar belakang mereka dan juga sebagaimana yang kita ketahui bahwa ajaran agama Kristen juga bermasalah sehingga terpecah menjadi dua.
Selain itu banyak juga yang memang mencari kebenaran tentang agama islam. Hal ini bias dilihat dari beberapa orientalis yang masuk islam. seperti Dr. Abdul Karim Germanus (dulu bernama Julius Germanus) (1884-1979) adalah seorang orientalis terkemuka asal Hungaria dan juga seorang akademisi yang telah mendunia.


Daftar Pustaka
• Tabloid Online Sumenep
• http://www.kaorinusantara.web.id/
• E-book Al-islam chm
• Hamka, Studi Islam,1985
• http://www.insistnet.com
• Dr. As’ad Al-Sahmaraniy. Al-Tasawuf Mansyauhu wa Mushtalahatuhu. 2000
• Dr. M. Qadari Ahdal. Wawancara dengan Sepuluh Tokoh Orientalis. 1991.
• http://orientalismehukumislam.blogspot.com
• http://islamlib.com/
• http://www.inpasonline.com/

Monday, September 13, 2010

sehat alami dan islami 1


Hampir setiap pagi keluarga saya selalu menyaksikan acara bengkel hati di tpi yang dibawakan oleh ustad danu. Di acara itu kita bias mendapatkan solusi dari penyakit yang kita derita tanpa bantuan obat obatan, solusinya hanya satu yaitu memperbaiki akhlak kita dengan allah dan dengan makhluk. Memang selama ini kita menganggap bahwa penyakit yang kita derita adalah berasal dari makanan yang kita makan atau sebab lain dari luar.
Memang benar bahwa menurut riwayat rosulullah selalu menjaga makanannya sehingga dalam seumur hidupnya beliau tidak pernah sakit. Menurut ustadz Abdullah Mahmud rasulullah tidak pernah sakit perut sepanjang hayatnya karena pandai menjaga makanannya sehari hari. Karena rosulullah melakukan diet yang membuat apa yang beliau makan bias menjadikan manfaat positif bagi tubuh. Dari artikel yang saya baca dari majalah derap guru punya ibu saya, saya dapat melihat bahwa rosulullah :
- tidak minum susu bersama daging
- tidak makan daging bersama ikan
- tidak makan ikan bersama susu
- tidak makan ayam bersama susu
- tidak makan ikan bersama telur
- tidak makan ikan bersama daun salad
- tidak minum susu bersama cuka
- tidak makan buah bersama susu
- sesekali jangan makan malam
- jangan makan buah setelah makan nasi, tapi makanlah buah sebelum makan nasi
kita tidak boleh makan makanan darat bercampur dengan makanan laut karena menurut penelitian daging ayam mengandung ion+, sedangkan ikan mengandung ion -, sehingga jika dimakan bersamaan akan menimbulkan reaksi biokimia yang dapat merusak usus kita. Sebagaimana aliran listrik yang mengalir dari ion positif ke ion negative.
Selain itu rosul juga sering minum air sejuk setiap pagi tapi bukan air es karena di arab dulu tidak ada kulkas. Dan juga ketika sholat rosulullah sujud dengan waktu yang lama, hal ini terbukti oleh ilmuwan yang menemukan beberapa millimeter ruang udara dalam saluran darah di kepala yang dipenuhi darah hanya ketika kita melakukan sujud. Dan juga ketika makan rosulullah selalu menggunakan jari dan menjilati jarinya, karena menurut ilmuwan bahwa enzim yang terdapat di celah jari 10 kali lebih banyak dari enzimyang terdapat dalam air liur. Seperti yang kita ketahui rosulullah juga sering melakukan puasa, karena sebagaimana sabda beliau bahwa puasa itu menyehatkan, bukan hanya jasmani tetapi juga rohani. Rata Penuh

Wednesday, July 21, 2010

PERSPEKTIF UMAT ISLAM DALAM MENERIMA INFORMASI BARU


PERSPEKTIF UMAT ISLAM DALAM MENERIMA INFORMASI BARU
aris kurniawan
Sering kita mendengar ungkapan ‘Lihatlah apa yang dikatakan dan jangan lihat siapa yang mengatakan’. Dan kata kata ini seringkali diungkapkan oleh orang kita anggap lebih pintar dari kita. Tetapi benarkah hal ini dibolehkan dalam agama islam, karena tidak jarang seseorang yang kita anggap lebih baik agamanya justru melakukan sesuatu yang berlawanan dengan alquran atau hadis. Bukan karena tidak tahu atau sengaja, tetapi mungkin karena apa yang mereka maksudkan sebenarnya sangat berbeda dengan apa yang ditangkap oleh pendengar, karena perbedaan persepsi atau sudut pandang, juga ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Tapi jika menerima sesuatu tanpa melihat pemberinya tetap dilakukan, maka generasi berikutnya pasti akan terjerumus dalam kesesatan karena melakukan taqlid terhadap orang lain. Karena memang nilai benar dan salah itu sangat sulit untuk diterapkan dalam berbagai sudut pandang, karena kita tidak boleh memandang dari satu sisi maka nilai benar dan salah pun menjadi terbagi sesuai sisi sisi itu. Tetapi apakah islam tidak mempunyai standar baku tentang nilai benar dan salah itu.
Jika kita menilik alquran dan hadis maka jelas bahwa keduanya merupakan sumber kebenaran hanya saja tanggapan, persepsi, atau pemehaman orang terhadap keduanya akan menghasilkan hal yang berbeda-beda. Pemahaman mahasiswa terhadap kata “iqra” tentu berbeda dengan pemahaman dosen terahdap kata tersebut. Tetapi meskipun begitu tetap ada benang merah yang menjadi persepsi yang paling benar dari persepsi yang lain.
Mengenai pernyataan “Lihatlah apa yang dikatakan dan jangan lihat siapa yang mengatakan” jika diterapkan dalam masalah selain agama mungkin tidak apa apa, tetapi jika diterapkan dalam kehidupan beragama maka ungkapan ini harus dilihat dari sisi yang berbeda yaitu persepsi syariat islam atau dipersempit jangkauannya.
Pernah diceritakan bahwa perawi hadis Al-Bukhari pernah tidak menshahihkan sebuah hadis hanya karena perawi hadis itu memperlakukan hewan piaraannya dengan tidak baik. Dan dalam agama islam seorang saksi haruslah orang yang sudah mumayyiz. Dalam muqaddimah Shahih Bukhari dijelaskan bahwa Seorang Tabi’in yang bernama Muhammad bin Sirin (wafat tahun 110 H) rahimahullah berkata, “Mereka (yakni para ulama hadits) tadinya tidak menanyakan tentang sanad tetapi tatkala terjadi fitnah, mereka berkata, ‘Sebutkan kepada kami nama rawi-rawimu, bila dilihat yang menyampaikannya Ahlus Sunnah, maka haditsnya diterima, tetapi bila yang menyampaikannya ahlul bid’ah, maka haditsnya ditolak.”
Hal ini terbukti dalam periwayatan hadis bahwa hadis yang paling kuat adalah hadis yang mutawatir, yang salah satu syaratnya adalah rawi-rawinya (periwayat hadis) tsiqat dan mengerti terhadap apa yang dikabarkan dan (menyampaikannya) dengan kalimat pasti. Dan kualitas sebuah hadis bisa berkurang karena perawinya kurang dhabit atau kurang kuat hafalannya. Selain itu Abdullah bin al-Mubarak (wafat th. 181 H) rahimahullah pernah berkata: “ Sanad itu termasuk dari agama, kalau seandainya tidak ada sanad, maka orang akan berkata sekehendaknya apa yang ia inginkan"
Melihat beberapa hal diatas maka ungkapan untuk hanya melihat apa yang dikatakan kiranya perlu dibatasi dalam koridor tertentu, karena dari satu hal terdapat banyak sisi untuk dilihat, dan tentu saja umat islam tidak bisa hidup tanpa umat yang lain, entah itu Kristen, hindu, yahudi, budha, atau yang tidak beragama sekalipun. Karena tidak jarang ilmu mengenai dunia didapatkan oleh orang non islam, sebagaiman teknologi yang sekarang berkembang pesat saat ini dipegang oleh orang non islam dan orang islam rata rata hanya menjadi konsumen saja.
Sadar atau tidak ketika itu umat islam sedang mengambil sesuatu tanpa melihat dari mana sesuatu berasal. Bahkan dalam hal agama pun tidak ketinggalan karena memang mudah terpengaruh itu merupakan sifat manusia ketika menginginkan sesuatu. Bahkan perkembangan barat pun diawali karena pengaruh islam yang sedang berkembang. Dan pertanyaannya apakah umat islam sekarang baru bisa berkembang jika mengambil pengaruh dari kelompok yang berkembang.
Semoga saja umat islam belum kehilangan kreatifitasnya hanya karena mengutamakan kehidupan akhirat dan mengesampingkan kehidupan dunia, semoga saja umat islam tidak sibuk berdzikir untuk keselamatan pribadinya di akhirat hingga melupakan kewajibannya sebagai khalifah dibumi, semoga saja umat islam tidak hanya sibuk mengurusi masalah sepele seperti ikhtilaf ulama fiqih, karena fiqih hanya merupakan pendapat dan pemahaman seseorang terhadap nash, dan melupakan masalah yang besar yaitu kesatuan umat islam. Dan semoga saja umat islam tidak sibuk berkumpul tetapi hanya menjadi seperti buih di lautan yang tidak mempunyai kekuatan. Wallahu a’lam. (Arisk)

DIFFERENCE AMONG ENGLISH TEXT AND ENGLISH LANGUAGE TEXT


DIFFERENCE AMONG ENGLISH TEXT AND ENGLISH LANGUAGE TEXT
Written by: Aris Kurniawan

Have you ever realize that a text or an article in every language has their own characteristic. And this made a text can’t be translated directly into other languages. This is one of problem when we write text in English language, because we are Indonesian. So we have to change a lot of things to become an English writer whom write truly English text, not just a text in English language which been translated from Indonesian language.
In practice progress I often see a lot of text which written by Indonesian, and when I compare it with a text from English people, I can see some difference among both. And when I read some books about English text writing, I found it clearly. And I knew this is often happened in Indonesian English text.
Every language has their own grammatical rules and syntax, which is different to the other languages. Even some languages has some specific vocabularies which doesn’t present in the other language to divine. Indonesian and English languages had been so different, so when the making of English text, someone cannot use Indonesian grammatical and syntax, and also at the making of Indonesian text in otherwise.
In my sight English grammatical is more appreciate in time form, but in Indonesian some sentence had been relative, so a sentence could have a lot of meaning. Because some word in Indonesia had a same form between noun and verb.
In English writing Ivanic said “writing is not just about conveying “content” but also about the representation of self. Who we are affects how we write, whatever we are writing.” When someone write their subjectivity are often belonged to the text, because in some of writing activities the writer are often inserting their opinion. So when we write in English language we have to think like an English writer completely. It is related to Rahmah statement in her book “learning and teaching English is like entering a new world.” Yes the English people world with their cultures, languages, and also their thinking way. And the other side we have to leave the Indonesian literacy which is could shape and influence the writing process.
When write English text peoples have to take a different point of view. Because a text sometimes came from a simple idea which is creatively wrote. As Kroll state that writing is an intellectual activity in which learning to create written products is that demonstrates mastery over contextually appropriate formats for the rhetorical presentation of ideas as well as mastery in all areas of language. And according to Rohmah opinion that writing is not only linguistic and technical matter, but writing also involves an interplay between writing and identity. So a good writing is not only about grammatical rules and sentences arrangement but also the social context. Where the writer and reader positions present. So the text is can be understood, because writing is a social connection.
When some one writes actually they are communicating with the readers in indirect form. But readers are often doesn’t realize if they are communicating with the writers. So for making of good text is needed orientation, reader or writer orientation. And when explain something have to see who is the reader beside above rules.
The difference among English and Indonesian writers is also at the way of writing and describing the topic. Robert B. Kaplan said “oriental cultures (Asian) write in a circular way and western culture write in a linear fashion, and that rhetorical repertoires are culture specific.” We have to pay a lot of attention about this, because English have their own way to describe something, especially on the text.

Potensi ekonomi pondok pesantren


Potensi ekonomi pondok pesantren
aris kurniawan
Akhir akhir ini banyak badan usaha yang dikelola oleh sebuah pondok pesantren. Dan badan usaha itu sekarang tidak hanya melayani kebutuhan santri saja, tetapi lebih luas lagi yaitu melayani kebutuhan umum dan lingkupnya pun semakin luas. Kondisi ini merupakan suatu kemajauan yang dicapai oleh pondok pesantren dimana pesantren tidak hanya mengurusi masalah akhirat saja.
Pondok pesantren tang mempunyai ribuan santri tentunya memiliki perputaran uang yang banyak di lingkungan pondoknya saja, karena uang kiriman dari berbagai wilayah masuk dan berputar disitu. Apalagi jika terdapat badan usaha seperti industri kecil ataupun mini market tentunya omzetnya tinggal mengalikan dengan jumlah santrinya saja, karena di lingkungan pondok para santri dilarang membeli diluar area pondok. Selain karena alasan keamanan alasan finansialpun juga tidak ketinggalan. Untuk itu setiap pondok pesantren pasti mengatur system ekonominya dengan system tertutup dan cenderung monopoli.
Memang system monopoli sebenarnya dilarang dalam islam, tetapi jika system seperti ini tidak diterapkan maka pondok itu aan menjadi pasar. Tetapi perlu digaris bawahi bahwa kebijakan monopoli seharusnya tidak membuat harga komoditi menjadi lebih tinggi dari harga pasaran, sehingga tidak terkesan bahwa pondok menjadikan santrinya sebagai ajang bisnis. Karena diakui atau tidak santri merupakan pasar yang sangat mudah dikendalikan, tidak seperti di dunia luar.
Seharusnya system perekonomian di pondok mendukung santrinya untuk hemat dan mempunyai kecerdasan financial, yang nantinya berguna bagi kehidupannya setelah lulus dari pondok. Para santri seharusnya diajarkan bagaimana menghasilkan uang, bukan hanya diberikan sugesti tentang cara menghabiskan uang sakunya. Karena dari perilaku yang saya amati kebanyakan santri mempunyai sifat konsumtif yang tinggi, mungkin karena memang ada anggapan bahwa sudah sewajarnya anak anak setingkat SMP atau SMA menghabiskan beberapa ribu setiap hari untuk jajan. Tetapi apakah wajar jika harga yang diterapkan lebih mahal 10 sampai 30 persen dari harga pasaran. Bukankah kesederhanaan merupakan asas pondok pesantren itu
Seharusnya ada upaya dari pondok pesantren untuk menekan biaya konsumsi santrinya. Saya rasa wajar jika sebuah pesantren mempunyai fasilitas air minum yang didistribusikan melalui pipa dan dapat diakses di banyak tempat, bukan hanya air satu gallon atau beberapa teko di dapur. Karena kita lihat di tempat wisata di masjid Ampel Surabaya atau di Makam KH. Kholil bangkalan terdapat air minum gratis yang melimpah. Karena mungkin tidak banyak yang tahu bahwa air dari kran masjid biasa dikonsumsi langsung oleh santri.
Pondok pesantren dengan potensi SDM yang melimpah seharusnya bisa menjadikan badan usaha yang mampu bersaing di masyarakat umum, dengan memproduksi barang yang berkualitas dengan harga jual yang terjangkau. Karena bukankah pengabdian kepada masyarakat adalah prinsip yang dipegang teguh oleh pesantren. Kita bsa melihat Pondok Sidogiri yang mempunyai perusahaan air minum yang besar dan mempunyai Mini market yang tersebar di berbagai wilayah bahkan di Madura sendiri.
dari sekian pondok pesantren yang bertaraf nasional di madura apakah tidak ada yang mampu menciptakan sebuah industri yang bisa menyerap tenaga kerja dari masyarakat dan bisa menghasilkan produk yang murah dan berkualitas. Apakah membantu umat islam dari segi ekonomi itu tidak masuk dalam agenda pondok pesantren. Wallahu A’lam

Ego dan Moralitas


Ego dan Moralitas
aris kurniawan
I. Pendahuluan
Pemikiran manusia selalu mengalami perkembangan karena rasa ingin tahu manusia yang tidak terbatas. Manusia memikirkan berbagai hal untuk mencapai kemakmuran dalam hidupnya. Karena manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain, tetapi dalam hubungannya dengan orang lain itu terkadang bahkan sering timbul masalah. Sehingga manusia mulai memikirkan bagaimana agar kehidupan bermasyarakat mereka menjadi lebih baik.
Perkembanganpemikiran manusia mengalami beberapa tahap perkembangan dari hal hal yang dekat hingga hal yang terjauh, dan perkembangan ini tidak berhenti hingga sekarang dan telah merubah berbagai macam hal yang berhubungan dengan kehidupan manusia.
Salah satu bentuk pemikiran mereka mengenai kehidupan bermasyarakat ini tertuang dalam filsafat moral yang membahas berbagai bentuk sifat manusia guna menciptakan hubungan sosial yang harmonis. Dan dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal mengenai ego dan moralitas.
II. Pembahasan
Filsafat moral merupakan cabang filsafat yang berawal dari filsafat yunani yang dimulai dengan filsafat alam, yaitu ketika manusia mempertanyakan tentang alam disekitarnya. Yang kemudian dilanjutkan dengan filsafat manusia, yang pembahasannya berkembang dari konteks keberadaannya dan mulai mempertanyakan bagaimana manusia harus hidup agar hidupnya menjadi lebih baik.
Sebagai filsafat, etika bertanya tentang yang harus atau tidak boleh dilakukan, tentang yang baik dan yang buruk untuk dilakukan.
Secara etimologis etika berasal dari kata ‘ethos’(yunani) = adapt kebiasaan; cara bertindak. Sedangkan sebagai ilmu filsafat moral adalah refleksi kritis, metodis dan sistematis tentang tingkah laku manusia.
Sifat fisiologisnya : melampaui data daktual. Bertanya tentang yang harus dan tidak boleh, yang baik dan yang buruk.
Dalam moral terkandung juga masalah etika yang dibagi menjadi dua yaitu etika deskriptif dan etika normatif. Etika normatif mencakup etika umum (prinsip moral dasar) dan etika khusus (etika terapan). Etika beerfungsi untuk memberi orientasi kritis dan rasional dalam menghadapi pluralisme moral, yang diakibatkan oleh adanya aneka pandangan moral, gelombang modernisasi, dan munculnya bebagai ideologi.
Tugas pokok etika adalah mempelajari norma-norma yang dianggap berlaku, mempersoalkan hak dari setiap lembaga normatif, dan mengarahkan orang untuk kritis dan rasional, percaya pada diri sendiri, bertindak sesuai yang dapat dipertanggung jawabkan secara moral.
Etika merupakan sebuah refleksi kritis dan rasional tentang nilai, ajaran dan pandangan-pandangan moral Sebuah refleksi kritis dan rasional Moralitas adalah seuah ajaran, sedangkan etika adalah sebuah ilmu (ilmu tentang moralitas)
Moralitas merupakan sistem nilai, tradisi kepercayaan dalam agama dan kepercayaan, yang terkandung dalam ajaran yang diwariskan secara turun temurun yang berfungsi sebagai petunjuk konkrit menusia dalam menjalankan hidupnya
Secara khusus etika diperlukan untuk dua hal berikut mengatasi interpretasi yang berbeda-beda atas ajaran-ajaran moral yang termuat dalam wahyu dan membantu pemecahan masalah-masalah moral yang baru muncul kemudian yang tidak secara langsung disinggung dalam wahyu
Moral juga mempunyai sistem nilai sendiri yang terdiri dari bermacam-macam nilai. Nilai moral sebagai nilai paling tinggi berkaitan dengan beberapa hal yaitu tanggung jawab, berkaitan tuntutan hati nurani, mewajibkan secara mutlak, perlu diterapkan pada nilai-nilai (umum).
Sifat-sifat khas norma moral
Kemutlakan norma moral .
Pandangan dan praktek etis yang berbeda-beda dalam pelbagai kebudayaan dapat menimbulkan relativisme moral. Akan tetapi relativisme ini tidak taham uji karena beberapa konsekuensi berikut:
• Tidak mengakui perbedaan mutu etis antara berbagai kebudayaan
• Tolak ukur penilaian etis bagi perilaku siatu masyarakat hanya berdasarkan kaidah-kaidah moral (budaya, kebiasaan) masyarakat itu.
• Tidak mungkin terjadi kemajuan dalam bidang moral
Objektivitas norma moral
• Ada sifat subjektivitas norma moral
• Nilai dan norma moral tidak ditentukan oelh selera pribadi
• Dapat dilakukan diskusi / dialog mengenai norma-norma moral
• Objektivitas norma moral tidak menghapus kebebasan
Universalitas norma moral
• kalu absolut maka harus universal, berlakuu selalu dan dimana-mana
• mendapat tantangan dari etika situasi
• etika situasi dalam bentuk ekstrim tidak tahan uji
Ego Manusia
Struktur kepribadian manusia menurut sigmund freud
• Id(Es) : ang bawah sadar
• Super ego / ideal ego (Uberic/Idealich) : ambang kesadaran
• Ego (Ich) : ruang dan puncak kesadaran (unsur rasionalitas / menegerti ada pada lapisan ego)
Kesadaran moral : untutan super ego dan terutama keterbuakaan ego terhadap seluruh realitas dengan segala nilai-nilainya.
Kebebasan dan tanggung jawab
Pengertian kebebasasan
Kemampuan menentuan diri sendiri tanpa dihalangi oleh pihak lain
Dua bentuk kebebasan
1.Kebebasan eksistensial : bebas untuk menentukan diri snediri ( sifatnya positif = bebas untuk ...) jenis:
kebebasan jasmani : bebas bergerak secara fisik.
kebebasan rohano : Bebas berfikir dan menghendaki sesuatu.
keduanya saling berhubungan.
Makna kebebasan eksistensial
Mampu mewujudkan apa yang dikehendakinya.
Dapat menentukan tindakannya sendiri dan apa yang mau diperbuatnya.
Dapat memilih antara berbagai kemungkinan yang terbuka baginya.
Mampu menentukan dirinya sendiri (otonom).
Sebagai ungkapan martabat manusia.
2. Kebebasan sosial :Bebas dari hambatan dri pihak lain ( sifatnya negatif = bebas dari ...) Jenisnya :
Kebebasan jasmani : kemungkinan untuk bertindak tidak dibatasi oleh paksaan fisik.
Kebebasan rohani : tidak mengalami tekanan atu ancaman.
Kebebasan normatif : tidak berada dibawah suatu aturan (norma).
Pembatasan kebebasan
Secara jasmani : dengan paksaan fisik, secara rohani : dengan tekanan, secara normatif : dengan aturan.
Pembatasan secara fisik dan psikis : meniadakan kebebasan ekstensial.
Pembatasan secara normatif: tetap menghargai kebebbasan ekstensial manusia (pembatasan wajar).
Alasan pembatasan normatif ini :
• Hak atas kebebasan yang sama
• Kepentingan bersama
Untuk menguatkan norma : perlu ada sanksi (hukum).
Sanksi yang dapat diambil : tindakan fisik (atau materi).
Manipulasi psikis (tekanan, ancaman, hasutan) tidak dibenarkan, karena merusak manusia dari dalam.

Kebebasan eksensial dan tanggung jawab
Kebebasan sosial berarti bahwa masyarakat meyediakan ruang gerak bagi kebebasan ekstensial kita.
Kebebasan ekstensial berarti bahwa kita mengisi ruang itu ( dengan sikap dan tindakan) yang bertanggung jawab.
Kita perlu terutama : tidak merusak hak da kebahagiaan orang lain(negatif) melaksanakan kewajiban serta apa yang diharapkan dari kita (positif).
Makin bertanggung jawab makin bebas
Melaksanakan tanggung jawab atau kewajiban objektif = mmebuat tidak bebas ?
Menolak bertanggung jawab berarti menolak melakukan apa yang sudah dia sadari sebagai yang baik, yang bernilai dan sekaligus yang harus dia lakukan
Mengapa orang menolak tanggung jawab ? karena dia tidak mampu melepaskan diri dari segala hambatan yang membelengunya.
Menolak bertangung jawab tidaklah mmebuat orang lebih bebas. Kebebasan justru semakin menemukan dirinya dalam bertanggung jawab.

Wajibkah menulis?


Wajibkah menulis?
aris kurniawan
Imam alghazali pernah berkata “Jika kamu bukan seorang yang kaya raya (konglomerat), atau seorang ulama besar, maka jadilah seorang penulis”.
Perintah untuk membaca dan menulis dalam agama islam telah dijelaskan sejak wahyu yang pertama kali turun, yaitu surat Al Alaq yang berisi perintah untuk membaca dan surat Al Qalam yang berisi perintah untuk menulis. Hal ini menunjukkkan bahwa agama islam adalah agama yang ilmiah dan sangat mendukung perkembangan sains. Tidak seperti agama Kristen yang isi kitabnya banyak yang bertentangan dengan sains, karena kitab itu sudah mengalami penyusunan ulang.
Apresiasi islam terhadap sains menjadikannya berada dalam puncak peradaban di masa lalu. Tetapi sekarang seakan semangat itu mulai redup. Umat islam menjadi tidak berani menuangkan ide ide kreatifnya dalam bentuk tulisan. Padahal kebanyakan ulama besar seperti Al Ghazali, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, dan ulama yang lain mereka hanya menulis pendapat atau pendangan mereka terhadap suatu hal, dengan didukung oleh ilmu pengetahuan yang mereka miliki.
Sebenarnya tidak perlu menjadi seorang yang tahu banyak hal untuk dapat menulis, karena menurut Jalaludin Rahmat, untuk menulis seseorang hanya membutuhkan tiga hal yaitu ilmu pengetahuan, inspirasi, dan kemauan.
Setiap orang pasti memiliki ilmu pengetahuan, apalagi untuk ukuran mahasiswa. Ilmu pengetahuan itu tidak harus sesuatu yang ilmiah ataupun yang sudah pasti kebenarannya diterima oleh khalayak, tetapi pendapat, tanggapan, kritikan, dan hal yang lain juga merupakan ilmu pengetahuan, dalam makna umum, karena ilmu pengetahuan juga berawal dari sebuah hipotesis, bahkan filsafat, yang menjadi dasar dari segala ilmu pengetahuan, berawal dari sebuah keragu raguan terhadap sesuatu.
Saya rasa tidak ada orang yang tidak mempunyai pengetahuan, karena setiap individu yang berinteraksi dengan individu lainnya pasti terdapat adanya tujuan, entah itu untuk mendapatkan informasi ataupun memberikan informasi. Dan hal itu tentu berkat adanya pengetahuan. Jadi menulis itu sama halnya dengan orang yang berbicara atau berinteraksi, hanya saja dengan media yang berbeda. Kalau interaksi melibatkan seluruh tubuh sedangkan, menulis lebih spesifik lagi, hanya melibatkan tangan dan pikiran.
Untuk menulis diperlukan inspirasi, dan memang inspirasi itu kadang muncul disaat saat tertentu, dan kadang karena sebab tertentu. Tetapi sebenarnya inspirasi itu menurut saya lebih cenderung kepada ide, yaitu satu hal yang khusus dari semua ilmu pengetahuan yang kita miliki. Jadi hanya menrupakan bagian kecil dari semua ilmu pengetahuan itu. Karena tentu kita tidak mungkin menulis semua yang kita ketahui, seseorang hanya perlu focus terhadap beberapa ide dan kemudian tulisan itu menjadi terfokus dan mudah dilakukan.
Dan yang terpenting, untuk menulis perlu adanya kemauan. Orang sepintar apapun tidak akan pernah menghasilkan satu kalimat pun jika tidak punya kemauan untuk menulis. Kemauan ini tidak harus muncul dari diri sendiri, tetapi bisa juga dari orang lain ataupun aturan yang memaksanya untuk menulis.
Tidak perlu keahlian khusus untuk menulis karena sebenarnya setiap orang mempunyai kecerdasan linguistik, hanya saja dengan kadar yang berbeda beda, sesuai dengan latihan yang dilakukan. Ironis memang ketika melihat minimnya apresiasi mahasiswa dalam hal tulis menulis. Padahal paradigma menulis di jaman modern ini bukan lagi seseorang yang memegang pena kemudian menggoreskannya menjadi simbol simbol yang mempunyai makna, tetapi sekarang sudah ada program komputer yang bisa menulis kata kata yang kita keluarkan tanpa tangan kita harus melakukan apapun.
Satu hal yang susah diingat, kapan terakhir kali ku menulis, padahal perintah untuk menulis turun setelah perintah untuk membaca. Tulis dan berbagilah meskipun hanya satu kalimat. Ballighu anni walau aayah.
arisk

Agar jerawat tidak jadi tumbuh


Agar jerawat tidak jadi tumbuh
Aris kurniawan
Bagi anak muda jerawat memang satu hal yang sangat mengganggu, karena sealin tumbuhnya tidak lihat lihat tempat rasanya juga sakit apalagi kalau nempel di hidung. Sebenarnya banyak cara untuk menghilangkan jerawat dan sekarang juga banyak obat obat yang sekarang sudah dijual bebas dan laris seperti gorengan, mulai dari yang berbentuk sabun cuci muka sampai yang bentuknya pil, semuanya ada hanya di toko belum ada yang bentuknya gratis, mungkin IDIA Mart bisa menyediakan.
Tapi kalau memang mau yang gratis tapi manjur ada banyak kok, dan yang dipakai pun sebenarnya barang barang yang sudah biasa kita pakai tapi untuk kebutuhan yang lain, dan untuk masalah ini kita alih fungsikan agar tidak sesuai fungsinya yang asli, semoga saja tidak dholim.
Yang pertama yang bisa dipakai adalah minyak kayu putih, caranya cukup dioles pada jerawat yang mau tumbuh saja tidak perlu diminum. Kandungan unsurnya yang unik akan menghambat pertumbuhan jerawat menjadi bernanah, dan akhirnya sembuh.
Cara yang kedua yang kata teman teman agak aneh adalah dengan pasta gigi atau odol, sama tinggal dioles saja di jerawat itu, dan dijamin jerawat yang lagi sakit sakitnya itu jadi lebih adem dan tidak jadi tumbuh. Cara ini belum terbukti secara teoritis tetapi secara praktis aman dan tidak ada efek samping bagi kesehatan badan ataupun kantong.
Cara yang ketiga ini cukup ilmiah yaitu dengan daun lidah buaya, tapi ingat pakai lendir yang ada dalam daunnya jangan durinya. Tidak perlu dicium cukup dioles saja dan pasti jerawat itu K.O. karena yanglebih besar dari jerawatpun seperti bisul atau ‘wudun’ saja langsung K.O. karena selain mengandung vitamin E yang banyak aloe vera ini juga mengandung senyawa yang lain.
Cara yang keempat ini banyak terdapat di buku buku pengobatan tetapi ruasanya puanas, yaitu memakai bawang putih. Tinggal dihancurkan dan dioleskan dan jerawat itu pun langsung kering dalam waktu minimal setengah hari.
Selamat mencoba dan semoga jerawat tidak menyapa muka kita lagi. Dan ingat selalu cuci muka dan gosok gigi sebelum tidur (pesannya kaya ibu ibu aja).
By: ca2kurniaz
4th Semester of Dakwah Faculty

Eksistensi dakwah islam di perguruan tinggi islam


Eksistensi dakwah islam di perguruan tinggi islam
Oleh: Aris Kurniawan

Dalam ilmu ekonomi dikenal teori tentang kepuasan yang menyatakan bahwa kepuasan total terhadap komoditi tertentu akan menunjukkan grafik yang naik terus menerus secara konsisten, tetapi grafik kepuasan marginal yaitu kepuasan yang terdapat pada diri manusia, akan menunjukkan grafik yang naik hingga titik tertentu kemudian akan turun secara signifikan dari titik tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa seseorang akan mengalami kejenuhan terhadap sesuatu yang dikonsumsinya, entah itu berupa barang jasa atau apapun. Sebagai contoh adalah ketika seseorang makan nasi yang paling disukainya, ketika ia menghabiskan satu piring ia masih merasa enak jika makan satu piring lagi, tetapi ketika piring yang kedua atau yang ketiga dengan isi makanan yang sangat disukainya itu maka ia akan menolak memakannya. Seperti itulah kepuasan marginal.
Beberapa waktu lalu Hasyim Muzadi pernah menyatakan di harian jawa pos, yang intinya adalah bahwa dakwah islam lebih berkembang di lingkungan perguruan tinggi negeri terutama dikalangan mahasiswa jurusan eksak, dan dikalangan perguruan tinggi islam sendiri yang seluruhnya adalah mahasiswa islam dan belajar tentang agama islam justru dakwah islam semakin redup, bahkan seakan tidak kelihatan. Kita bisa melihat hal ini dari seringnya lembaga dakwah kampus dari perguruan tinggi negri lebih giat melakukan dakwah islam dengan mengadakan seminar dan kegiatan kegiatan lain, dan banyak organisasi organisasi islam yang muncul dari sana. Tatapi di lingkungan perguruan tinggi islam sendiri justru yang terjadi adalah penghinaan terhadap agama islam sendiri, bahkan orang orang liberal yang membuat ajaran ajaran baru dalam islam bermunculan dari mahasiswa perguruan tinggi islam.
Agak ironis memang jika melihat kondisi perguruan tinggi islam yang justru kurang tergerak untuk mendakwahkan islam, dan lebih senang untuk mendapatkan ijazah saja daripada menanamkan ajaran islam kepada masyarakat. Seharusnya orang yangmempelajari agama islam setiap hari mampu untuk mengajak masyarakat untuk menjadi taat terhadap agama islam, tetapi seakan materi agama yang diberikan hanya menjadi angin lalu yang tidak meninggalkan bekas apapun. Dan ketika melihat mahasiswa dari jurusan non agama islam malah dengan sungguh sungguh melakukan dakwah islam dan mempelajari syariat islam untuk diajarkan kepada masyarakat, sepertinya ada peran yang tertukar.
Apakah hal ini juga termasuk dalam teori kepuasan diatas, dimana mahasiswa islam sudah merasa jenuh dengan apa yang dipelajarinya, dan merasa enggan untuk berdakwah karena menganggap hal itu sudah biasa dilakukan. Dan mahasiswa jurusan non agamis yang kembali kepada islam karena ia merasa jenuh dengan kegiatan kegiatan yang tidak islami. Hal ini tentu menjadi sebuah ironi dan seharusnya menjadi pelajaran kepada mahasiswa perguruan tinggi islam, yang dianggap sebagai agent of change (especially in islamic religion) tetapi jusru enggan untuk mengenal lebih jauh tentang syariat islam. Mungkin jika mahasiswa islam ditanya satu persatu tentang apakah ia telah mengetahui dasar dasar dari ibadah yang dilakukannya sehari hari, mungkin sebagian besar akan menjawab bahwa ia hanya mengetahui prakteknya saja, bukan teorinya. Dan jika ditanya berapa orang yang kamu ajak sholat berjamaah tepat waktu tiap hari, mungkin sebagian besar akan menjawab bahwa dirinya saja masih sulit untuk sholat berjamaah tepat waktu tiap hari.
Yang menjadi masalah disini bukanlah seberapa pintar seseorang terhadap agamanya, tetapi seberapa jauh ia mempraktekkan agamanya dan mengajak orang lain untuk menjalankan syariat islam sejauh yang diketahuinya. Memang lebih susah untuk mengajak orang lain, karena menggerakkan diri sendiri saja masih sulit. Tetapi sebenarya yang terpenting bukan hasil yang didapat tetapi seberapa jauh usaha yang dilakukan untuk mendapatkan hasil itu. Semakin sulit prosesnya maka hasilnya akan semakin berharga.
Kembali kemasalah awal tentang eksistensi dakwah islam di perguruan tinggi. Sebenarnya yang bisa memperbaiki imej yang negatif itu adalah kita sendiri sebagai mahasiswa perguruan tinggi islam. Karena setiap hari kita bersentuhan dengan syariat islam. Dan apa yang dilakukan oleh mahasiswa perguruan tinggi negeri harusnya menjadi pelajaran yang berharga bagi kita. Dan kita harus membuktikan bahwa teori ekonomi diatas hanya berlaku pada komoditas ekonomi saja dan tidak akan berlaku dalam pengamalan dan dakwah islam. Karena mahasiswa islam sendiri yang akan membuat teori itu berlaku atau tidak.

Partisipasi Madura Terhadap Perpolitikan Indonesia


Partisipasi Madura Terhadap Perpolitikan Indonesia
Oleh : Aris Kurniawan

Pulau Madura memiliki jumlah pondok pesantren yang sangat banyak, bahkan hamper di setiap desa terdapat sekitar dua pondok pesantren baik besar maupun kecil. Hal ini membuat wilayah Madura banyak menghasilkan cendikiawan yang turut memberi warna dalam dunia perpolitikan Indonesia. Terlebih lagi dengan banyaknya pengusaha di pulau Madura yang mengikuti ajang pemilihan pemerintah tingkat daerah, yang akan digelar bebrapa saat lagi yaitu pemilukada, yang akan memilih bupati sumenep.
Pulau Madura sendiri mendapat perhatian yang cukup banyak dari pemerintah pusat, yaitu dengan dibangunnya jembatan suramadu yang menghubungkan pulau Madura dengan pulau jawa. Pembangunan ini akan membuat pulau Madura jauh lebih maju dari sebelumnya, karena akses transportasi akan lebih mudah dilalui, dan juga para investor akan dengan mudah menanamkan modalnya di pulau Madura.
Perkembangan politik tentu tidak bisa lepas dari perkembangan perekonomian, karena keduanya saling mempengaruhi. Kondisi politik yang kondusif akan mendukung perkembangan ekonomi, dan perkembangan ekonomi yang pesat kan membuat dunia perpolitikan menjadi bersih, dan bisa terbebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Perekonomian di wilayah Madura sendiri sedikit banyak tentu terpengaruh oleh keberadaan pondok pesantren itu sendiri, Karena pondok pesantren membuat perputaran uang menjadi lebih cepat dan memperluas lingkup perputarannya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya santri yang bersal dari luar pulau Madura yang tentu saja akan dikirim uang dari wlayah asalnya.
Potensi ekonomi yang sangat besar berkat adanya pondok pesantren ini tidak lepas dari pehatian pemerintah, yang dapat kita lihat dari banyaknya program pemerintah untuk memajuakan pesantren dari beerbagai segi, seperti pendidikannya sendiri, manajemen lingkungan, ataupun dari segi ekonomi itu sendiri.
Perhatian yang besar dari pemerintah itu akan membuat banyaknya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yang harus diikuti oleh masyarakat Madura pada umumnya. Seperti dalam hal pengembangan agrobisnis di lingkungan pesantren.
Kebijakan pemerintah dalam memajukan pesantren di pulau Madura salah satunya diwujudkan melalui program pengembangan agribisnis, yang diharapkan dengan kegiatan ini menurut Qodri A. Azizy MA, mantan dirjen kelmbagaan islam, pondok pesantren akan memperoleh setidaknya tiga manfaat sekaligus, yaitu:
1. Mendidik dan membekali para santri dengan pengetahuan, ketrampilan, dan jiwa kewirausahaan.
2. Mendidik masyarakat sekitar pondok pesantren tentang cara cara dan teknis yang lebih maju dalam menjalankan usaha agribsnis dan sekaligus memperkenalkan berbagai komoditas baru yang mempunyai nilai ekonomis yanglebih baik.
3. Meningkatkan dan menambah sumebr sumber pendapatan bagi pondok pesantren dan masyarakat.
Kebijakan pengembangan agribisnis di pondok pesantren bukanlah kegiatan yang baru. Karen aprogram ini merupakan peningkatan dan perluasan dari ketrampilan kejuruan pertanian yangtelah dikembangkan oleh departemen agama sejak Pelita II, Surat Keputusan Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Agama Nomor : 346/KPTS/HK.05016/1991 dan nomor: 94 tahun 1991 tentang pengembangan agribisnis di pondok pesantren pada dasarnya merupakan penegasan kembali SKB antara menteri pertanian dan menteri agama tahun 1974.
Langkah yang ditempuh oleh pemerintah untuk memajukan dunia pesantren khususnya di wilayah madura, merupakan kelanjutan dari program pengembangan sumebr daya manusia dan sumber daya manusia agar perkembangan wilayah ini menjadi semakin pesat dan membuat kondisi politik yang kondusif dan membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya dalam berbagai sector komoditas di wilayah madura.
Potensi wilayah madura bukan hanya dari segi ekonomi saja, tetapi dari segi pariwisata dan pendidikan juga sangat potensial. Kondisi geografis pantai madura yang berhadapan dengan pulau jawa membuat suasana pantai yang tenang dan tidak berombak sehingga menjadikan pantainya cocok untuk berbagai olahraga, seperti renang, ataupun jet air. Pendidikan di wilayah madura yang didukung oleh banyaknya pesantren telah mempu menghasilkan banyak sumberdaya manusia yang mampu berlaga di sector pemerintahan, baik tingkat daerah ataupun tingkat pusat

Kenapa Harus Sholat,,?


Kenapa Harus Sholat
Oleh : Aris Kurniawan

Alquran merupakan sumber segala ilmu dan tentu saja bagi siapapun yang bisa membaca dan mengamalkan isi kandungannya tentu akan menjadi umat yang maju dalam berbagai bidang olmu pengetahuan dan menjadi umat yang berperadaban tinggi.
Tapi sungguh ironis ketika melihat bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya mengaku islam tetapi masalah di negri ini tak kunjung selesai. Bahkan malah semakin menjadi bangsa yang jauh dari nilai nilai islam.
Kita bisa melihat dari hal hal yang dianggap kecil seperti masalah kebersihan. Karena kebersihan, atau thaharah dalam istilah fiqh, merupakan ajaran yang pertama kali harus diketahui oleh umat islam. Kebersihan merupakan hal yang sangat mendasar yang menjadi awal perkembangan di berbagai bidang yang lain.
Kebersihan tidak mutlak diartikan sebagai kebersihan badan dan lingkungan saja, tetapi lebih dari itu adalah kebersihan hati, pikiran, dan jiwa, yang sesuai dengan teorinya Erbe Sentanu dalam bukunya Quantum Ikhlas, merupakan unsur yang lebih kuat peranan dan pengaruhnya daripada jasmani ataupun materi. Karena semua materi yang ada dikendalikan oleh unsur yang immateri.
Allah berfirman dalam Al-Quran “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 29:45)”
Allah menyuruh manusia untuk mempelajari segala ciptaan allah, dan untuk selalu mengingat allah dengan melaksanakan sholat, karena sholat bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar jika sholat itu dilakukan dengan penuh keikhlasan dan keyakinan, bukan hanya sekedar melakukan gerakan gerakan tanpa penghayatan terhadap apa yang dilakukan.
Makna yang terkandung dalam sholat sangatlah besar karena sholat merupakan hubungan langsung manusia dengan Allah yang perintah dan ketentuannya dijelaskan langsung oleh Allah kepada nabi Muhammad. Tetapi tidak jarang manusia malas melakukan sholat, dan hanya menganggapnya sebagai suatu kebiasaan bukan suatu kebutuhan. Disadari atau tidak inilah yang justru lebih sering terjadi disekitar kita padahal harusnya kita menjadi orang yang pertama mengajak orang lain untuk sholat bersama.

BELAJARLAH DARI AL-QURAN


BELAJARLAH DARI AL-QURAN
Aris kurniawan

Keistimewaan al-quran sebagai mukjizat yang diberikan oleh allah kepada nabi Muhammad sekan tidak habis habis dibahas. Selain dari terjaganya kemurnian alquran, banyak kata kata dari al-quran yang mengandung makna yang sangat banyak. Hal inilah mungkin yang membuat al-quran diawali dengan kata iqra, yang secara tidak langsung merupakan perintah untuk mencari ilmu. Karena al-quran merupakan sumber segala ilmu.
Salah satu benda yang hingga kini menjadi kebutuhan pokok manusia adalah besi. Karena hampir setiap hari manusia modern selalu menggunakan alat yang terbuat dari besi. Ada banyak pengetahuan yang dapat diambil dari besi. Menurut Peter Van Krogt ahli elementimologi, besi telah lama digunakan sejak zaman prasejarah, 7 generasi sejak Adam as. Besi adalah salah satu elemen berat, dengan simbol Fe, atau ferrum, yang berarti "elemen suci" dari kata Iren (Anglo-Saxon). Diberi nama ferrum, ketika pemerintahan Romawi, kaisar Roma yang bernama Marcus Aurelius dan Commodus menghubung¬kan dengan mitos Planet Mars.
Memang aneh, tampaknya, dalam pelajaran teologi, nama salah satu elemen kimia dalam tabel periodik, yaitu besi (Fe = ferrum) bisa menjadi salah satu judul surat dalam kitab suci agama. Tetapi itulah al-Qur'an. Sehingga pertanyaan bagi orang awam tentunya, karakter apa yang menarik pada surat ini? Lalu, mengapa besi dijadikan salah satu nama surat dalam al-Qur'an? Bukankah emas, misalnya, lebih berharga?
Surat ini turun di antara masa-masa Perang Uhud, pada awal terbentuknya Negara Islam di Medinah. Oleh karena itu, bisa dipahami jika cukup banyak ayat yang memerintahkan pembaca untuk menafkahkan harta bagi kepentingan umum. Nama surat terambil dari kalimat wa anzalnal-hadida, ayat 25. Ayat seperti ini, menurut pandangan Malik Ben Nabi, laksana "kilauan anak panah" yang menarik perhatian bagi kaum ber¬akal; yang diselipkan di antara pelajaran-pelajaran yang menyangkut ketuhanan.
" Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan/turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu), dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa." (al-Hadid 57: 25).
Karakter pertama yang menarik perhatian adalah banyak penafsir menghindari terjemahan wa ansalnal-hadida dengan "Kami ciptakan besi", padahal secara intrinksik seharusnya. "Kami turunkan besi", sebagaimana terjemahan "Kami turun¬kan bersama mereka al-Kitab dan mizan (keadilan, keseimbangan, keselarasan, kesepadanan)". Mengapa demikian? Karena dalam bayangan mufasir klasik, bagaimana caranya besi diturunkan dari langit? Apakah dijatuhkan begitu saja?
Namun seiring dengan perkembangan waktu, pengetahuan manusia bertambah. Ilmuwan seperti Profesor Armstrong dari NASA atau Mohamed Asadi berpandangan bahwa "memang besi diturunkan dari langit". Sains memberikan informasi kepada kita bahwa besi termasuk logam berat tidak dapat dihasilkan oleh bumi sendiri.
Energi sistem tata surya kita tidak cukup untuk memproduksi elemen besi. Perkiraan paling baik, energi yang dibutuhkan adalah empat kali energi sistem matahari kita, dengan demikian besi hanya dapat dihasilkan oleh suatu bintang yang jauh lebih besar daripada matahari, dengan suhu ratusan juta derajat Celsius. Kemudian meledak dahsyat sebagai nova atau supernova, dan hasilnya menyebar di angkasa sebagai meteorit yang mengandung besi, melayang di angkasa sampai tertarik oleh gravitasi bumi, di awal terbentuknya bumi miliaran tahun yang lalu.
Karakter kedua, ketika menjelaskan besi "memberikan kekuatan yang hebat" barangkali kita membayangkan sen¬jata pemusnah sekelas ICBM, Intercontinental Ballistic Missile (peluru kendali antarbenua) atau senjata pemusnah massal seperti senjata kimia. Tetapi bukan hanya itu. Nikmat yang paling besar yang diberikan Tuhan kepada umat manusia adalah "desain bumi". Bumi dan isinya dilindungi oleh Sabuk Van Allen yang membungkus bumi seolah-olah perisai berbentuk medan elektromagnetik berenergi tinggi. Perisai dengan "ke¬kuatan hebat" ini tidak dimiliki oleh planet-planet lain.
Sabuk radiasi yang membentuk energi tinggi, terdiri dari proton dan elektron, mengelilingi ribuan kilometer di alas bumi, diberi nama Sabuk Van Allen. Sabuk ini melindungi bumi dan isinya dari ledakan dahsyat energi matahari yang terjadi setiap 11 tahun sekali yang disebut solar flares. Ledakan dahsyat ini bila tidak ditahan di angkasa dapat meluluh-lantakkan semua kehidupan di bumi, dengan kekuatan setara 100 juta bom atom Hiroshima. Perlindungan juga didapatkan dari serangan badai kosmis yang membahayakan umat manusia. Bagaimana sabuk perisai ini terbentuk? Sabuk ini terbentuk dari inti bumi yang besar, yaitu terdiri dari besi dan nikel. Keduanya membentuk medan magnet yang besar, yang tidak dimiliki oleh planet lain, kecuali planet Merkurius, dengan radiasi yang lebih lemah.
Dari uraian diatas dapat kita lihat betapa hebatnya Al-Quran yang diturunkan 14 abad silam telah membahas berbagai hal yang baru dapat dibuktikan di masa sekarang. Maka tidak salah sebutan alquran sebagai sumber segala ilmu. Oleh karena itu seharusnya umat islam mempelajari lebih dalam arti dan kandungan alquran, dan bukan hanya membacanya saja tanpa tahu makna dan artinya. Saya rasa sudah banyak ayat yang menyuruh manusia untuk berpikir dan melihat tanda tanda kekuasaan allah.
Harusnya umat islam mempunyai pemikiran yang seperti generasi ketika masa keemasan islam atau the golden age of islam dimana umat islam menjadi pusat peradaban dunia. Hal itu terjadi karena umat islam ketika itu mau belajar dari alquran. Maka siapa yang harusnya bertanggung jawab, bukankah kini banyak yang menyebut drinya orang islam. Satu pertanyaan yang sering muncul dibenak saya, pernahkah orang islam di Indonesia memahami isi kandungan Al-Quran, dan tidak hanya membaca tanpa tahu apa yang dibacanya. (Sumber : Matematika Alam Semesta. Arifin Muftie.2004.)

kontroversi penerapan perda syariat islam


Kontroversi penerapan perda syariat islam
Oleh : Aris Kurniawan (Mahasiswa Fakultas Dakwah BPI semester IV asal Pekalongan Jawa Tengah)

Bangsa indonesia adalah abangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai macametnis dan golongan. Dengan kondisi yang seperti itu bangsa indonesia tentunya memerlukan cara yang khusus untuk mengatur warganya. Dan karena labar belakang sejarah bangsa indonesia yang merupakan bangsa yang sangat besar maka aturan itu haruslah mencakup seluruh aspek masyarakat, dan bukan hanya golongan tertentu saja.
Belakangan ini muncul beberapa daerah yang ingin menerapkan syariat islam di wilayahnya. Hal ini tidak aneh mengingat wilayah itu mempunyai hak otonomi daerah. Dan pemberrlakuan perda itu merupakan kebijakan yang dianggap paling baik oleh jajaran pemerintahan di wilayah tertentu. Dan beberapa memang terbukti bahwa perda syariat ini mempunyai dampak yang positif bagi masyarakat, yaitu angka kriminalitas menurun.
Secara legal-formal pemberlakuan syariah Islam di era otonomi daerah ditetapkan terutama lewat peraturan daerah (perda) yang memiliki kekuatan hukum atau politis. Meski Undang-Undang Nomor 22/1999 tentang otonomi daerah tidak memberi wewenang bidang peradilan dan agama kepada daerah, tetapi dalam praktiknya, perda-perda itu menyentuh persoalan agama dan quasi-peradilan. Karenanya, keberadaan perda-perda syariah itu perlu terus dikaji untuk menguji, apakah peraturan-peraturan daerah tersebut bertentangan dengan undang-undang dan Konstitusi atau tidak. Apalagi dalam penelitian ini ditemukan bahwa perda syariah tidak jarang menimbulkan kontroversi serta memicu perdebatan dalam masyarakat, walaupun kelompok yang mendukung keberadaan perda lebih besar daripada kelompok yang menolaknya.
Memang setelah penerapan perda syariat itu ada banyak tentangan dari beberapa pihak yang meminta aturan itu untuk dievaluasi lebih lanjut dampak dan manfaatnya. Pada bulan juni 2006 ada sekitar 56 anggota DPR mengeluarkan petisi keberatan terhadap sejumlah peraturan daerah bernuansa syariat Islam di beberapa daerah. Sebagian mengajukan evaluasi ulang untuk perda tersebut dan yang lainnya berpendapat bahwa perda itu dinilai melanggar amanat konstitusi dan ideologi negara yaitu Pancasila.
Dari artikel liputan 6 ada beberapa daerah yang sudah menerapkan perda syariat islam. Perda bernuansa syariat Islam salah satunya diberlakukan Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Melalui Surat Keputusan Bupati Nomor 451/2712/ASDA.I/2001, lahirlah Gerbang Marhamah (Gerakan Pembangunan Masyarakat Berakhlakul Karimah). Salah satu wujud pemberlakuan SK tersebut, aparatur Gerbang Marhamah dibantu masyarakat merazia pemakaian jilbab.
Selain Cianjur, terhitung ada 22 daerah yang menerapkan perda bernuansa syariat Islam. Di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan misalnya, diberlakukan Perda Minuman Keras serta zakat, infak, dan sedekah. Demikian pula di Kota Madya Tangerang, Banten yang dipayungi Perda Nomor 8 Tahun 2005 tentang Pelacuran.
Menurut T.Yulianto penerapan perda syariat islam ini memunculkan dua pendapat, yang setuju dan yang tidak setuju. Ada kalangan yang setuju, terutama dari kelompok Islam politik (elite politik), menganggap adanya perda tersebut bisa menjadi media sosial untuk memberantas berbagai penyakit masyarakat seperti kemaksiatan, perjudian, yang umumnya dilakukan oleh masyarakat kecil.
Mereka memiliki argumentasi bahwa keberadaan perda syariat Islam adalah untuk memperbaiki moral bangsa. Selain itu juga sebagai jalan menuju negara Islam melalui gerakan arus bawah, karena untuk mengubah UUD 45 dengan Piagam Djakarta membutuhkan perjuangan yang lama.
Sedangkan kalangan yang menolak pemberlakukan perda syariat Islam beranggapan bahwa Perda tersebut bertentangan dengan Pancasila dan substansi perundang-undangan di atasnya. Selain itu juga berpotensi melahirkan perpecahan bangsa, karena wilayah tertentu yang tidak dihuni penduduk mayoritas Islam suatu saat juga akan memberlakukan syariat agama yang mereka anut.
Memang ada sisi positif yang berpengaruh terhadap prilaku masyarakat. Di Kabupaten Bulukumba, penerapan perda bernuansa syariat Islam terbukti mampu menurunkan angka kriminalitas. Kasus pencurian misalnya, dari berjumlah 78 kasus, kini menurun drastis hingga nol. Demikian pula perkosaan yang sebelumnya 41 kasus menjadi nol.
Tetapi apakah itu tujuan yang sebenarnya dari penyelenggaraan pemerintahan. Bukankah pemerintahan bertujuan untuk mensejahterakan penduduknya, dan bukan hanya meminimalisir dampak dari tidak sejahteranya masyarakat. Karena masalah kriminalitas dimasyarakat merupakan hal yang sangat komplek, dan seringkali karena keadaan yang tidak memungkinkan dirinya untuk berbuat baik.
Memang menurut T .Yulianto, yang merupakan Direktur Eksekutif LSPMB, ada realitas sosial di balik pemberlakukan perda syariat Islam diberbagai daerah. Ternyata perda syariat Islam tidak bisa menjawab persoalan substansial bangsa tentang kemiskinan, kerusakan lingkungan, dan korupsi yang merajalela. Mengapa demikian, karena perda tersebut cenderung "menghukum" para pelaku kejahatan kelas teri (orang-orang kecil) seperti perjudian, pencurian, dan perzinahan. Ia tidak punya "taring" menghadapi pelaku korupsi kelas kakap, pembalak hutan, penjahat HAM yang justru memiliki kedekatan politik dengan para tokoh organisasi pendukung perda syariat Islam. Pemberlakuan syariat Islam di Aceh, misalnya, hanya mampu menghukum maling-penjudi-penzinah kelas teri.
Perda syariat Islam juga memiliki dimensi "pembalikan" terhadap nilai moralitas yang hakiki, karena menyerahkan kebenaran moral kepada para pemegang tafsir kebenaran agama yang dimiliki oleh para ulama yang dekat dengan kekuasaan. Dalam realitas politik, tokoh-tokoh Islam pendukung perda syariat Islam seperti Dien Syamsyudin, Syukri Fadholi, misalnya, di masa Orde Baru mereka menjadi bagian dari relasi politik "mutualistik" Soeharto dengan ulama.
Sementara berbagai organisasi radikal keagamaan semacam FPI, FBR, MMI selama ini hanya diam seribu bahasa terhadap perjuangan melawan ketidakadilan dan kezaliman kekuasaan. Baru, setelah rezim Soeharto bangkrut, mereka berani bergerak memperjuangkan prinsip ideologi mereka. Demikian juga MUI yang selama kekuasaan Orba tidak konsisten dalam memperjuangkan kepentingan mayoritas ummah Muslim yang berprofesi sebagai buruh dan petani dalam menghadapi himpitan sistem kapitalisme kroni Orba.
Perda syariat Islam sendiri sesungguhnya bukan merupakan solusi krisis ekonomi dan multidimensional bangsa ini. Kasus korupsi kelas kakap -yang ditengarai juga menjangkiti institusi keagamaan semacam Depag- tidak mungkin bisa diberantas dengan perda syariat Islam, karena banyak pelaku korupsi yang justru memiliki hubungan dekat dengan kekuasaan di pusat dan daerah.
Krisis ekonomi nasional yang diakibatkan oleh implementasi sistem kapitalisme kroni Orba dan berlanjut sistem neoliberalisme pemerintahan transisi semenjak Habibie hingga SBY-JK tidak akan bisa diselesaikan dengan syariat Islam. Itu karena banyak kelompok pendukung syariat Islam yang mendukung hadirnya kekuatan borjuasi ekonomi dengan label borjuasi Muslim atau pribumi.
Perda syariat Islam secara realitas, seperti tampak dan dirasakan masyarakat Aceh, hanya melahirkan ketertekanan politik kepada masyarakat bawah yang seolah-olah diatur dengan moralitas abstrak. Sementara para pejabat dan ulama menjadi pemegang kebenaran moral syariat agama. Perda syariat Islam tidak menjawab realitas korupsi di era otonomi daerah (otda).
Perda syariat Islam boleh jadi bisa menurunkan angka kejahatan dan penyakit masyarakat, namun tidak menurunkan kejahatan politik para elite politik dan birokrasi. Justru dari pengalaman negara-negara yang mempraktikkan syariat Islam secara ortodoks, tingkat ekonomi, kesetaraan hak rakyat, dan prestasi ipteknya sangat rendah.
Afghanistan, Somalia, dan Sudan barangkali bisa menjadi bukti keterpurukan negara yang menjalankan syariat Islam. Bisa dibandingkan dengan China, Vietnam, Bolivia, dan Libia yang menjalankan sistem sosialis dan sosialis-Islam ternyata lebih maju dan berkembang. Demikian juga Malaysia yang menjalankan asas Islam yang moderat pertumbuhan ekonominya jauh lebih maju.
Jika memang logika berpikir kelompok politik Islam ingin mengembangkan pelaksanaan perda Syariat Islam lebih banyak diberbagai daerah, seharusnya mereka mampu merumuskan derivasi perda syariat Islam yang mampu menjawab krisis multidimensional bangsa. Misalnya, dengan tegas berani menghukum mati koruptor kelas kakap, pelaku illegal logging dan penjahat HAM.
Perda yang diperlukan di daerah bukanlah perda yang memunculkan ketakutan-represi bagi masyarakat kecil, namun mampu menekan para elite pemimpin yang perilakunya merusak keadaban publik. Jangan sampai perda syariat Islam justru dijadikan tameng bagi para pejabat "berjenggot" dan "berjubah" untuk berbuat korupsi dan sekaligus menyisihkan hasil korupsi untuk mendanai kegiatan kelompok-kelompok pendukung perda syariat Islam.
Namun apabila seluruh masyarakat setia pada konsensus nasional, sebenarnyalah perda syariat Islam tidak diperlukan di Indonesia. Ideologi kita jelas: Pancasila. Tapi, menurut hemat penulis, perda syariat Islam hanyalah romantisme politik pasca-jatuhnya rezim kekuasaan Orba saja.


PENGETAHUAN DAN KESUCIAN MENURUT SAYYID HUSSEIN NASR


PENGETAHUAN DAN KESUCIAN MENURUT SAYYID HUSSEIN NASR
Oleh : Aris Kurniawan

I. Pendahuluan
Banyak kalangan cendikiawan muslim yang menyoroti masalah kemunduran barat dari segi spiritual meskipun ketika itu dunia barat berkembang dari segi ilmu pengetahuan dan material. Tidak jarang cendikiawan muslim yang menganjurkan untuk mengambil nilai nilai barat sebagai pelengkap bagi kemajuan islam karena semakin lama peradaban islam semakin mengalami kemunduran.
Salah satunya adalah Sayyid Hussein Nasr yang menghubungkan ilmu pengetahuan dengan nilai nilai spiritual agama islam. Salah satu konsep beliau yang terkenal adalah tradisionalisme islam. Yang akan sedikit saya bahas dalam makalah ini. Pengetahuan dalam hubungannya dengan kesucian
Sayyed Hussein Nasr yang mencoba menawarkan konsep nilai-nilai ke-islaman yang terkenal dengan sebutan Tradisionalisme Islam, yang merupakan gerakan respon terhadap kekacauan Barat modern yang sedang mengalami kebobrokan spiritual. Nasr menyarankan agar Timur melihat barat sebagai contoh, dan mengambil hikmah dan pelajaran sehingga Timur tidak mengulangi kesalahan-kesalahan Barat.
II. Pembahasan
Pandangan Sayyid Hussein Nasr mengenai pengetahuan bisa kita lihat dari konsepnya mengenai tradisionalisme islam, yang juga mengandung penjelaasn tentang pandangannya mengenai kesucian. Menurut Sayyed Hussein Nasr, selama ini gerakan-gerakan fundamentalis atau revivalis Islam tak lebih merupakan dikotomi tradisionalisme-modernisme, keberadaannya justru menjadi terlalu radikal dan terlalu mengarah kepada misi politis dari pada nilai-nilai keagamaan. Sekalipun gerakan-gerakan seperti itu, atas nama pembaharuan-pembaharuan tradisional Islam.
Pemahaman masyarakat yang kurang mengenai fundamentalisme islam dan tradisionalisme islam menyebabkan kedua hal ini dianggap sama. Padahal perbedaan keduanya bukan hanya dari kandungannya saja tetapi juga dari kegiatan yang dilakukan. Gerakan Tradisonalisme Islam yang ditawarkan oleh Nasr, merupakan gerakan untuk mengajak kembali ke ‘akar tradisi’; yang merupakan Kebenaran dan Sumber Asal segala sesuatu; dengan mencoba menghubungkan antara sekuler (Barat) dengan dimensi ke-Ilahiahan yang bersumber pada wahyu Agama. Karena pengetahuan di barat lebih berkembang daripada islam ketika itu. Agar nilai kesucian dari agama islam dapat menjiwai pengetahuan itu.
Tradisionalisme Islam adalah gambaran awal sebuah konsepsi pemikiran dalam sebuah bentuk Sophia Perenneis (keabadian). Tradisonalisme Islam boleh dikatakan juga disebut sebagai gerakan intelektual secara unversal untuk mampu merespons arus pemikiran Barat modern yang merupakan efek dari filsafat modern yang cenderung bersifat profanik, dan selanjutnya untuk sekaligus dapat membedakan gerakan Tradisionalisme Islam tersebut dengan gerakan Fundamentalisme Islam, seperti halnya yang dilakukan di Iran, Turki dan kelompok fundamentalis lain.
Usaha Nasr untuk menelorkan ide semacam itu paling tidak merupakan tawaran alternatif sebuah nilai-nilai hidup bagi manusia modern maupun sebuah negara yang telah terjangkit pola pikir modern (yang cenderung bersifat profanik dengan gaya sekuleristiknya) untuk kemudian kembali pada sebuah akar tradisi yang bersifat transedental, atau dengan kata lain beliau berusaha menjadikan ajaran agama islam sebagai pondasi dasar perkembangan ilmu pengetahuan.
Islam Tradisional mempertahankan syariah sebagai hukum Ilahi sebagiamana ia dipahami dan diartikan selama berabad-abad dan sebaimana ia dikristalkan dalam madzab-madzab klasik. Hukum menyangkut kefustifikan, Islam Tradisionalme mempertahankan Islamitas seni Islam, kaitannya dengan dimensi batini, wahyu Islam dan kristalisasi khazanah spiritual Agama dalam bentuk-bentuk yang tampak dan terdengar, dan dalam domain politik, Perspektif tadisional selalu berpegang pada realisme yang didasarkan pada norma-norma Islam.
Manusia tentu saja tidak bisa mengangkat dirinya secara spiritual dengan begitu saja. Karena itu manusia memerlukan petunjuk Tuhan dan harus mengikuti petunjuk itu, agar dia dapat menggunakan seluruh potensi yang dimilikinya dan agar ia mampu mengatasi rintangan dalam menggunakan akalnya. Nasr berkeyakinan bahwa akal dapat mendekatkan manusia kepada Tuhan apabila akal itu sehat dan utuh (salim), dan hanya petunjuk Tuhan yang menjadi bukti yang paling meyakinkan dari pengetahuan-Nya yang dapat menjamin keutuhan dan kesehatan akal, sehingga akal dapat berfungsi dengan baik dan tidak terbutakan oleh nafsu keduniawian. Setiap orang membutuhkan petunjuk Tuhan dan nabi yang membawa petunjuk itu, kecuali ia sendiri terpilih, atau menjadi orang suci yang merupakan pengecualian.
Yang harus kita lakukan sekarang adalah mengusahakan agar bagaimana iman, ilmu, dan teknologi senantiasa selalu berjalan beriringan. Dan mengembalikan posisi kemanusiaan dalam tempat semula yang lebih baik. Seperti yang telah dikatakan Yusuf Qardhawi, manusia barat telah membuka tabir pengetahuan yang cukup banyak. Tetapi mereka tidak mampu menguak misteri dibalik wujudnya. Mereka telah mengetahui pengetahuan fisik, tetapi tidak dapat menundukan nafsunya. Mereka telah mendapatkan nuklir, tetapi gagal mendapatkan ideologi dan spiritnya.
Sangat indah apa yang telah dikatakan filosof India ditunjukan kepada salah seorang pemikir Barat, “Sudah cukup baik, kalian terbang tinggi di udara bagai burung. Kalian telah menyelam ke dasar laut seperti ikan. Namun kalian sama sekali tidak berjalan baik di muka bumi ini seperti layaknya manusia. Mungkin inilah yang bisa kita sebut sebagai krisis identitas. Peradaban barat yang maju dari segi materi, ternyata telah gagal memahami manusia sebagai makhluk yang multi dimensia. Manusia bukan hanya sebatas makhluk yang mengandalkan kemampuan indera dan akal, tetapi lebih dari itu ia adalah makhluk Tuhan yang mengemban amanat dari Tuhannya untuk menjadi pemimpin dan pengelola segala potensi yang ada di dunia ini, untuk kemudian dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan.
Manusia modern harus kembali diingatkan dan diarahkan kepada kesucian, Tuhan yang merupakan asal dan sekaligus pusat dari segala sesuatu dan kepadanyalah manusia kembali. Tentulah sudah merupakan suatu konsekuensi apabila manusia harus mengabdi pada Tuhan. Pemisahan manusia dari kesempurnaan aslinya dan seluruh nilai-nilai ambivalen yang dimilikinya tentu hanya akan menggiring manusia pada apa yang dikatakan Kristen “kejatuhan”, tidak ada fungsi kekuatan-kekuatan ini yang semestinya dan secara otomatis menurut sifat teomorfis manusia. Manusia berada dalam belenggu kebebasan yang semu. Kepada merekalah tradisi agama seharusnya disampaikan dan manusia-manusia batiniah inilah yang hendak dibebaskan treadisi dari belenggu ego dan keadaan yang mencekik. karena sebuah aspeknya dilupakan dan dianggap sama sekali eksternal, yaitu kesucian. Hanya tradisi islam yang dapat membebaskan mereka, bukan agama-agama palsu yang pada saat ini sedang bermunculan.
Sebagian orang Barat sebenarnya telah menyadari bahwa ada penyakit dalam peradaban mereka yang padahal sudah sangat modern. Mereka melihat bahwa peradabannya telah menghanguskan fitrah manusia, menghadang ketentraman jiwa, dan meruntuhkan nilai-nilai kemanusiaan. Diantara mereka adalah Bernard Shaw lewat dramanya, Spengler, lewat bukunya Runtuhnya barat, Toynbee, lewat buku-buku sejarahnya, Alexis Carell dengan bukunya yang terkenal Al- Insaan dzaalikal Majhuul (Unknown Man/ Misteri Manusia), dan yang lain. Hanya saja mereka merupakan pribadi yang sebelumnya telah banyak diracuni penyakit, dan setelah itu mereka tidak tahu untuk mengobatinya. Obat itu ada pada peradaban kita yang Illahiyah., Insaniyah, dan Universal. Suatu peradaban haq, bajik, seimbang serta adil yaitu peradaban islam.
III. Kesimpulan
Pemikiran sayyid nasr mengenai integrasi antara pengetahuan dan kesucian yang beliau wujudkan dalam konsep mengenai tradisionalisme islam mengandung semangat pembaharuan (tajdid) yang merupakan cita-cita Nasr untuk mengembalikan Islam pada kedudukannya semula yang sekarang ini sudah banyak terkontaminasi modernisasi barat yang sekuler, dan meninggalkan nilai-nilai Ilahiah dan insaniah. Nasr kemudian mengindentikan tajdid dengan renaisans yang menurut pengertian yang sebenarnya. Suatu renaisanas dalam Islam berkaitan dengan tajdid, atau pembaruan, yang dalam konteks tradisional diidentikan dengan fungsi dari tokoh pembaruan (mujaddid) tersebut. seorang mujaddid berbeda dengan seorang tokoh reformasi karena ia bersedia mengorbankan sebuah aspek tradisi agama, demi faktor ketergantungan tertentu yang paling ditonjolkan mereka sebagai mereka sebagai hal yang sangat mempesona, karena dikatakan kondisi zaman yang tak dapat dihindari atau ditolak.
Pembaruan yang dilakukan Nasr adalah mengembalikan manusia pada asalnya sebagaimana telah dilakukan manusia dalam perjanjian dengan Tuhannya, dari kealpaan tentang dirinya, sehingga membuat dirinya jatuh kedalam belenggu rasionalitasnya yang meniadakan Tuhan. Manusia menurut Nasr, pada awalnya adalah makhluk suci, namun karena penolakannya kepada Tuhan melalui tradisi Ilmiah telah membuat dirinya tak mengenal siapakah sesungguhnya dirinya dihadapan Tuhannya. Nasr berpendapat bahwa pembaruan tidak bisa hanya dilakukan dari sisi materi saja, tetapi juga yang paling dasar adalah melakukan perubahan dari dalam dirinya sendiri, untuk kemudian ia melakuan pembaruan terhadap realitas yang ada disekitarnya.
III. Daftar Pustaka
1. Afif , Muhammad. 2004. Dari Teologi Ke Ideologi. Bandung: Mizan
2. Munir.A, dan Sudarsono. 1994. Aliran Modern dalam Islam. Bandung: Pustaka Setia
3. Sasono, Adi. 2003. Solusi Islam Atas Problematika Umat. Jakarta: GIP
4. Yusuf Qardhawi, Keprihatinan Muslim Modern, 1995. Jakarta: GIP
5. Lubis, Solly. 2004. Umat Islam Dalam Globalisasi. Jakarta: GIP