connect:

Wednesday, July 21, 2010

BELAJARLAH DARI AL-QURAN


BELAJARLAH DARI AL-QURAN
Aris kurniawan

Keistimewaan al-quran sebagai mukjizat yang diberikan oleh allah kepada nabi Muhammad sekan tidak habis habis dibahas. Selain dari terjaganya kemurnian alquran, banyak kata kata dari al-quran yang mengandung makna yang sangat banyak. Hal inilah mungkin yang membuat al-quran diawali dengan kata iqra, yang secara tidak langsung merupakan perintah untuk mencari ilmu. Karena al-quran merupakan sumber segala ilmu.
Salah satu benda yang hingga kini menjadi kebutuhan pokok manusia adalah besi. Karena hampir setiap hari manusia modern selalu menggunakan alat yang terbuat dari besi. Ada banyak pengetahuan yang dapat diambil dari besi. Menurut Peter Van Krogt ahli elementimologi, besi telah lama digunakan sejak zaman prasejarah, 7 generasi sejak Adam as. Besi adalah salah satu elemen berat, dengan simbol Fe, atau ferrum, yang berarti "elemen suci" dari kata Iren (Anglo-Saxon). Diberi nama ferrum, ketika pemerintahan Romawi, kaisar Roma yang bernama Marcus Aurelius dan Commodus menghubung¬kan dengan mitos Planet Mars.
Memang aneh, tampaknya, dalam pelajaran teologi, nama salah satu elemen kimia dalam tabel periodik, yaitu besi (Fe = ferrum) bisa menjadi salah satu judul surat dalam kitab suci agama. Tetapi itulah al-Qur'an. Sehingga pertanyaan bagi orang awam tentunya, karakter apa yang menarik pada surat ini? Lalu, mengapa besi dijadikan salah satu nama surat dalam al-Qur'an? Bukankah emas, misalnya, lebih berharga?
Surat ini turun di antara masa-masa Perang Uhud, pada awal terbentuknya Negara Islam di Medinah. Oleh karena itu, bisa dipahami jika cukup banyak ayat yang memerintahkan pembaca untuk menafkahkan harta bagi kepentingan umum. Nama surat terambil dari kalimat wa anzalnal-hadida, ayat 25. Ayat seperti ini, menurut pandangan Malik Ben Nabi, laksana "kilauan anak panah" yang menarik perhatian bagi kaum ber¬akal; yang diselipkan di antara pelajaran-pelajaran yang menyangkut ketuhanan.
" Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan/turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu), dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa." (al-Hadid 57: 25).
Karakter pertama yang menarik perhatian adalah banyak penafsir menghindari terjemahan wa ansalnal-hadida dengan "Kami ciptakan besi", padahal secara intrinksik seharusnya. "Kami turunkan besi", sebagaimana terjemahan "Kami turun¬kan bersama mereka al-Kitab dan mizan (keadilan, keseimbangan, keselarasan, kesepadanan)". Mengapa demikian? Karena dalam bayangan mufasir klasik, bagaimana caranya besi diturunkan dari langit? Apakah dijatuhkan begitu saja?
Namun seiring dengan perkembangan waktu, pengetahuan manusia bertambah. Ilmuwan seperti Profesor Armstrong dari NASA atau Mohamed Asadi berpandangan bahwa "memang besi diturunkan dari langit". Sains memberikan informasi kepada kita bahwa besi termasuk logam berat tidak dapat dihasilkan oleh bumi sendiri.
Energi sistem tata surya kita tidak cukup untuk memproduksi elemen besi. Perkiraan paling baik, energi yang dibutuhkan adalah empat kali energi sistem matahari kita, dengan demikian besi hanya dapat dihasilkan oleh suatu bintang yang jauh lebih besar daripada matahari, dengan suhu ratusan juta derajat Celsius. Kemudian meledak dahsyat sebagai nova atau supernova, dan hasilnya menyebar di angkasa sebagai meteorit yang mengandung besi, melayang di angkasa sampai tertarik oleh gravitasi bumi, di awal terbentuknya bumi miliaran tahun yang lalu.
Karakter kedua, ketika menjelaskan besi "memberikan kekuatan yang hebat" barangkali kita membayangkan sen¬jata pemusnah sekelas ICBM, Intercontinental Ballistic Missile (peluru kendali antarbenua) atau senjata pemusnah massal seperti senjata kimia. Tetapi bukan hanya itu. Nikmat yang paling besar yang diberikan Tuhan kepada umat manusia adalah "desain bumi". Bumi dan isinya dilindungi oleh Sabuk Van Allen yang membungkus bumi seolah-olah perisai berbentuk medan elektromagnetik berenergi tinggi. Perisai dengan "ke¬kuatan hebat" ini tidak dimiliki oleh planet-planet lain.
Sabuk radiasi yang membentuk energi tinggi, terdiri dari proton dan elektron, mengelilingi ribuan kilometer di alas bumi, diberi nama Sabuk Van Allen. Sabuk ini melindungi bumi dan isinya dari ledakan dahsyat energi matahari yang terjadi setiap 11 tahun sekali yang disebut solar flares. Ledakan dahsyat ini bila tidak ditahan di angkasa dapat meluluh-lantakkan semua kehidupan di bumi, dengan kekuatan setara 100 juta bom atom Hiroshima. Perlindungan juga didapatkan dari serangan badai kosmis yang membahayakan umat manusia. Bagaimana sabuk perisai ini terbentuk? Sabuk ini terbentuk dari inti bumi yang besar, yaitu terdiri dari besi dan nikel. Keduanya membentuk medan magnet yang besar, yang tidak dimiliki oleh planet lain, kecuali planet Merkurius, dengan radiasi yang lebih lemah.
Dari uraian diatas dapat kita lihat betapa hebatnya Al-Quran yang diturunkan 14 abad silam telah membahas berbagai hal yang baru dapat dibuktikan di masa sekarang. Maka tidak salah sebutan alquran sebagai sumber segala ilmu. Oleh karena itu seharusnya umat islam mempelajari lebih dalam arti dan kandungan alquran, dan bukan hanya membacanya saja tanpa tahu makna dan artinya. Saya rasa sudah banyak ayat yang menyuruh manusia untuk berpikir dan melihat tanda tanda kekuasaan allah.
Harusnya umat islam mempunyai pemikiran yang seperti generasi ketika masa keemasan islam atau the golden age of islam dimana umat islam menjadi pusat peradaban dunia. Hal itu terjadi karena umat islam ketika itu mau belajar dari alquran. Maka siapa yang harusnya bertanggung jawab, bukankah kini banyak yang menyebut drinya orang islam. Satu pertanyaan yang sering muncul dibenak saya, pernahkah orang islam di Indonesia memahami isi kandungan Al-Quran, dan tidak hanya membaca tanpa tahu apa yang dibacanya. (Sumber : Matematika Alam Semesta. Arifin Muftie.2004.)

0 comments:

Post a Comment

silakan komen bozz asal sopan ,,, :-)