connect:

Wednesday, July 21, 2010

Ego dan Moralitas


Ego dan Moralitas
aris kurniawan
I. Pendahuluan
Pemikiran manusia selalu mengalami perkembangan karena rasa ingin tahu manusia yang tidak terbatas. Manusia memikirkan berbagai hal untuk mencapai kemakmuran dalam hidupnya. Karena manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain, tetapi dalam hubungannya dengan orang lain itu terkadang bahkan sering timbul masalah. Sehingga manusia mulai memikirkan bagaimana agar kehidupan bermasyarakat mereka menjadi lebih baik.
Perkembanganpemikiran manusia mengalami beberapa tahap perkembangan dari hal hal yang dekat hingga hal yang terjauh, dan perkembangan ini tidak berhenti hingga sekarang dan telah merubah berbagai macam hal yang berhubungan dengan kehidupan manusia.
Salah satu bentuk pemikiran mereka mengenai kehidupan bermasyarakat ini tertuang dalam filsafat moral yang membahas berbagai bentuk sifat manusia guna menciptakan hubungan sosial yang harmonis. Dan dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal mengenai ego dan moralitas.
II. Pembahasan
Filsafat moral merupakan cabang filsafat yang berawal dari filsafat yunani yang dimulai dengan filsafat alam, yaitu ketika manusia mempertanyakan tentang alam disekitarnya. Yang kemudian dilanjutkan dengan filsafat manusia, yang pembahasannya berkembang dari konteks keberadaannya dan mulai mempertanyakan bagaimana manusia harus hidup agar hidupnya menjadi lebih baik.
Sebagai filsafat, etika bertanya tentang yang harus atau tidak boleh dilakukan, tentang yang baik dan yang buruk untuk dilakukan.
Secara etimologis etika berasal dari kata ‘ethos’(yunani) = adapt kebiasaan; cara bertindak. Sedangkan sebagai ilmu filsafat moral adalah refleksi kritis, metodis dan sistematis tentang tingkah laku manusia.
Sifat fisiologisnya : melampaui data daktual. Bertanya tentang yang harus dan tidak boleh, yang baik dan yang buruk.
Dalam moral terkandung juga masalah etika yang dibagi menjadi dua yaitu etika deskriptif dan etika normatif. Etika normatif mencakup etika umum (prinsip moral dasar) dan etika khusus (etika terapan). Etika beerfungsi untuk memberi orientasi kritis dan rasional dalam menghadapi pluralisme moral, yang diakibatkan oleh adanya aneka pandangan moral, gelombang modernisasi, dan munculnya bebagai ideologi.
Tugas pokok etika adalah mempelajari norma-norma yang dianggap berlaku, mempersoalkan hak dari setiap lembaga normatif, dan mengarahkan orang untuk kritis dan rasional, percaya pada diri sendiri, bertindak sesuai yang dapat dipertanggung jawabkan secara moral.
Etika merupakan sebuah refleksi kritis dan rasional tentang nilai, ajaran dan pandangan-pandangan moral Sebuah refleksi kritis dan rasional Moralitas adalah seuah ajaran, sedangkan etika adalah sebuah ilmu (ilmu tentang moralitas)
Moralitas merupakan sistem nilai, tradisi kepercayaan dalam agama dan kepercayaan, yang terkandung dalam ajaran yang diwariskan secara turun temurun yang berfungsi sebagai petunjuk konkrit menusia dalam menjalankan hidupnya
Secara khusus etika diperlukan untuk dua hal berikut mengatasi interpretasi yang berbeda-beda atas ajaran-ajaran moral yang termuat dalam wahyu dan membantu pemecahan masalah-masalah moral yang baru muncul kemudian yang tidak secara langsung disinggung dalam wahyu
Moral juga mempunyai sistem nilai sendiri yang terdiri dari bermacam-macam nilai. Nilai moral sebagai nilai paling tinggi berkaitan dengan beberapa hal yaitu tanggung jawab, berkaitan tuntutan hati nurani, mewajibkan secara mutlak, perlu diterapkan pada nilai-nilai (umum).
Sifat-sifat khas norma moral
Kemutlakan norma moral .
Pandangan dan praktek etis yang berbeda-beda dalam pelbagai kebudayaan dapat menimbulkan relativisme moral. Akan tetapi relativisme ini tidak taham uji karena beberapa konsekuensi berikut:
• Tidak mengakui perbedaan mutu etis antara berbagai kebudayaan
• Tolak ukur penilaian etis bagi perilaku siatu masyarakat hanya berdasarkan kaidah-kaidah moral (budaya, kebiasaan) masyarakat itu.
• Tidak mungkin terjadi kemajuan dalam bidang moral
Objektivitas norma moral
• Ada sifat subjektivitas norma moral
• Nilai dan norma moral tidak ditentukan oelh selera pribadi
• Dapat dilakukan diskusi / dialog mengenai norma-norma moral
• Objektivitas norma moral tidak menghapus kebebasan
Universalitas norma moral
• kalu absolut maka harus universal, berlakuu selalu dan dimana-mana
• mendapat tantangan dari etika situasi
• etika situasi dalam bentuk ekstrim tidak tahan uji
Ego Manusia
Struktur kepribadian manusia menurut sigmund freud
• Id(Es) : ang bawah sadar
• Super ego / ideal ego (Uberic/Idealich) : ambang kesadaran
• Ego (Ich) : ruang dan puncak kesadaran (unsur rasionalitas / menegerti ada pada lapisan ego)
Kesadaran moral : untutan super ego dan terutama keterbuakaan ego terhadap seluruh realitas dengan segala nilai-nilainya.
Kebebasan dan tanggung jawab
Pengertian kebebasasan
Kemampuan menentuan diri sendiri tanpa dihalangi oleh pihak lain
Dua bentuk kebebasan
1.Kebebasan eksistensial : bebas untuk menentukan diri snediri ( sifatnya positif = bebas untuk ...) jenis:
kebebasan jasmani : bebas bergerak secara fisik.
kebebasan rohano : Bebas berfikir dan menghendaki sesuatu.
keduanya saling berhubungan.
Makna kebebasan eksistensial
Mampu mewujudkan apa yang dikehendakinya.
Dapat menentukan tindakannya sendiri dan apa yang mau diperbuatnya.
Dapat memilih antara berbagai kemungkinan yang terbuka baginya.
Mampu menentukan dirinya sendiri (otonom).
Sebagai ungkapan martabat manusia.
2. Kebebasan sosial :Bebas dari hambatan dri pihak lain ( sifatnya negatif = bebas dari ...) Jenisnya :
Kebebasan jasmani : kemungkinan untuk bertindak tidak dibatasi oleh paksaan fisik.
Kebebasan rohani : tidak mengalami tekanan atu ancaman.
Kebebasan normatif : tidak berada dibawah suatu aturan (norma).
Pembatasan kebebasan
Secara jasmani : dengan paksaan fisik, secara rohani : dengan tekanan, secara normatif : dengan aturan.
Pembatasan secara fisik dan psikis : meniadakan kebebasan ekstensial.
Pembatasan secara normatif: tetap menghargai kebebbasan ekstensial manusia (pembatasan wajar).
Alasan pembatasan normatif ini :
• Hak atas kebebasan yang sama
• Kepentingan bersama
Untuk menguatkan norma : perlu ada sanksi (hukum).
Sanksi yang dapat diambil : tindakan fisik (atau materi).
Manipulasi psikis (tekanan, ancaman, hasutan) tidak dibenarkan, karena merusak manusia dari dalam.

Kebebasan eksensial dan tanggung jawab
Kebebasan sosial berarti bahwa masyarakat meyediakan ruang gerak bagi kebebasan ekstensial kita.
Kebebasan ekstensial berarti bahwa kita mengisi ruang itu ( dengan sikap dan tindakan) yang bertanggung jawab.
Kita perlu terutama : tidak merusak hak da kebahagiaan orang lain(negatif) melaksanakan kewajiban serta apa yang diharapkan dari kita (positif).
Makin bertanggung jawab makin bebas
Melaksanakan tanggung jawab atau kewajiban objektif = mmebuat tidak bebas ?
Menolak bertanggung jawab berarti menolak melakukan apa yang sudah dia sadari sebagai yang baik, yang bernilai dan sekaligus yang harus dia lakukan
Mengapa orang menolak tanggung jawab ? karena dia tidak mampu melepaskan diri dari segala hambatan yang membelengunya.
Menolak bertangung jawab tidaklah mmebuat orang lebih bebas. Kebebasan justru semakin menemukan dirinya dalam bertanggung jawab.

0 comments:

Post a Comment

silakan komen bozz asal sopan ,,, :-)